Wednesday, December 31, 2014

Sekolah Perbatasan Indonesia dan Malaysia

M. Abdul Jabbar

           Indonesia merupakan negara yang sangat luas, di Indonesia juga terbagi banyak pulau – pulau. Sehingga dalam penerapan pemertaaan pendidikannya tegolong sulit. Masih banyak daerah di Indonesia yang memiliki kualitas pendidikan rendah dan belum memenuhi standar nasional. Hal ini tiak luput juga dengan ekolah yang ada di daerah perbatasan Indonesia dan Malaysia yakni di Pulau Borneo / Kalimantan tepatnya. Di daerah Kalimantan yang berbatasan dengan Malaysia kualitas pendidikan didaerah sana masih sangat rendah, hal ini menyebabkan banyak warga yang memilih untuk menyekolahkan anak mereka ke negara Malaysia.
            Selain seperti itu seperti yang pernah dikatakan warga yaitu Sekolah di Malaysia gratis. Murid pun justru mendapat uang saku 300 ringgit Malaysia per bulan yang diberikan tiap tiga bulan. "Mereka juga tinggal di asrama, makan dan perlengkapan sekolah semua disediakan," kata Rosmini yang sehari-hari bekerja di perkebunan sawit di daerahnya. Ia menambahkan, ketika anak berusia 15 tahun, maka akan ada kartu tanda penduduk (KTP) Malaysia. Jika siswa sudah tamat sekolah lanjutan atas ia dapat bekerja di Malaysia.
Dan perkembangan Negara tetangga tersebut sangat jauh berbeda dengan perkembangan di Indonesia terlebih di wilayah perbatasan. Banyak diantara tenaga pengajar disana yang masih minim ilmu tentang dunia IT.  Jangankan untuk mengoperasikan komputer dengan baik, menghidupkan laptop, menjalankan program dan bagaimana mengetikpun mereka masih bingung.  Banyak diantara mereka mengakui bahwa usia yang sudah semakin tua, daya serap yang sudah sangat kurang, serta mata yang sudah tidak lagi berfungsi dengan baik menjadi faktor utama bagi mereka kesulitan untuk mengoperasikan laptop dengan baik dan teknologi disana masih minim untuk jaman yang susah sangat modern ini.
            Sekolah dalam perbatasan ini harus lebih ditegaskan oleh pemerintah, pemerintah harus lebih peduli terhadap daerah-daerah plosok terutama wilayah perbatasan. Pemerintah sebaiknya lebih meratakan pendidikan dalam plosok-plosok desa dimulai dari sekarang. Kepedulian antar sesama juga dapat diterapkan karena terlalu banyak warga Indonesia yang memilih bersekoah di negara tetangga.


No comments:

Post a Comment