Wednesday, December 31, 2014

Mengakali Hack Symbian Tanpa Sertifikat

Naili Nikhla Septiyani
@Nayli_Nikhla

Pernahkah kita mengalami kesulitan dalam menginstal aplikasi pada handphone symbian kita? Biasanya sih ada suatu peringatan sertifikat kadaluarsa. Ini mungkin sering terjadi kawan pada handphone nokia yang memerlukan cert dan key untuk melakukan hak agar dapat menginstall aplikasi yang kita inginkan. Kejadian seperti ini ada juga yang mengalaminya. Ketika seseorang menginstall aplikasi android untuk nokia ada peringatan sertifikat kadaluarsa, itu merupakan pertanda handpone minta untuk di hack . Setiap kali seseorang melakukannya pasti gagal/tidak berhasil. Setelah beberapa waktu seseorang tersebut bias menemukan caranya untuk mengatasi sertifikat kadaluarsa ini. Dengan cara yang sangat mudah dan sederhana kawan namun hasilnya pun juga lumayan membantu dan akhirnya banyak aplikasi yang dapat diinstall. Nah, begini kawan untuk mengakali cara ini kita dapat melakukan beberapa langkah yaitu (1) Buka aplikasi yang akan diinstall, jika tidak  dapat diinstall karena masalah sertifikat kadaluarsa biarkan saja dulu (2) Buka pengaturan wktu dan tanggal, buatlah tahunnya mundur beberapa tahun dari saat ini. (contoh : tahun saat ini/ di handphone 2014, ganti dengan 2013). (3) Coba kita install lagi aplikasi yang tidak dapat di install tadi, jika belum bias mundurkan lagi 1 tahun, lalu install aplikasinya. (4) Jika belum bias berhasil, silahkan ulangilangkah 2 dan 3 kawan.

Itu tadi kawan caranya jika kita tidak bias menginstall aplikasi didalam handphone kita. Dengan mengakalinya. Caranya mudah kan tinggal tahunnya dimundurkan 1 tahun saja lalu aplikasi bias kita install. Bagaimana menurut kalian, sederhana dan gampang kan. Tidak perlu susah-susah untuk bawa ke counter dan kita harus mengeluarkan uang. Tinggal kita perbaiki sendiri saja tidak menghabiskan biaya sedikitpun. Bagi kalian yang ingin coba mencoba silahkan, yang mungkin handphone nya susah untuk dikasih aplikasi baru yang seperti android tinggal downloan di playstrore dan langsung diinstall, langsung bias menggunakannya. Ayooo pada dicoba kawan yang handphone nya nokia. Semoga bermanfaat ya kawan pembacaku. Terimaksaih sudah menyimak artikel saya dari pertama hingga saat ini kawan. J

Kaitan Pendidikan Non Formal Dengan Pendidikan Informal

Nani Maryani

Menurut Undang-undang Sisdiknas tahun 2003 pasal 1 ayat 12, pendidikan non formal adalah jalur pendidikan diluar pendidikan formal yang dapat dilaksanakan secara terstruktur dan berjenjang. Jadi, pendidikan non formal dapat pula disebut Pendidikan Luar Sekolah (PLS) karena dilaksanakan diluar pendidikan formal yang diwajibkan oleh pemerintah. Pendidikan nonformal sama pentingnya dengan pendidikan formal pada umumnya, karena memberikan banyak pengetauan dan keterampilan sesuai dengan yang kita inginkan,
Pendidikan terlahir seiring dengan terciptanya manusia dimuka bumi ini. Tanpa disadari, dalam kahidupan sehari-hari pun kita telah melaksanakan yang namanya pendidikan, pendidikan tersebut disebut pendidikan informal, yaitu pendidikan yang yang bersumber dari keluarga dan lingkungan. Pendidikan ini tidak memiliki jenjang dan kurikulum seperti yang terdapat dalam pendidikan formal dan informal. Pendidikan informal juga tidak terdapat UN apalagi ijazah. Imbalan dalam pendidikan ini lebih kepada sikap masyarakat terhadap kita, karena dalam pendidikan informal, sikap adalah hal yang paling utama Nampak kita peroleh. Keluarga dan lingkungan yang kita tempati akan sangat mempengaruhi kepribadian kita.
Pendidikan Luar Sekolah dipengaruhi oleh pendidikan informal, dimana terdapat pertukaran atau penyaluran pengetahuan dan keterampilan sikap, nilai dan kebiasaan didalamnya.  Itulah yang kemudian menjadi cikal bakal tumbuhnya perbuatan mendidik hingga saat ini. Kelompok-kelompok keluarga dalam pendidikan informal, kemudian menggabungkan diri dengan masyarakat sekitar untuk saling belajar dan berbagi ilmu, seperti misalnya bercocok tanam pada masyarakat pedesaan. Kelompok-kelompok ini dapat disebut pendidikan tradisional. Dari pendidikan inilah kemudian tumbuh adanya pendidikan luar sekolah atau pendidikan nonformal seperti yang kita ketahui pada saat ini.
Pendidikan nonformal semakin berkembang seiring berjalannya waktu. Banyak hal yang sudah dibenahi untuk memperbaiki mutu pendidikan yang ada di Indonesia. Ilmu dan keterampilan yang ditawarkanpun semakin beragam karena selalu mengikuti perkembangan jaman dan kebutuhan pasar yang harus diciptakan. Seperti misalnya kursus. Saat ini,banyak sekali layanan yang ditawarkan oleh banyak lembaga kursus. Entah untuk memenuhi lapangan pekerjaan ataupun untuk mendukung pendidikan formal yang mereka jalani. Jadi, tidak alasan bagi kita untuk tidak menuntut ilmu.


Membuat Baru Certificate Signing Request (CSR)

Naili Nikhla Septiyani
@Nayli_Nikhla

Untuk kawan  pembacaku yang setia, yuk mari disimak lagi tulisan saya. Kali ini saya akan membahas tentang bagaimana sih untuk bias membuat baru Certificate Signing Request (CSR) atau menghasilkan permintaan pembaharuan tanpa harus menghapus sertifikat yang ada disitus web kita. Hayo sudah ada yang belum tau apa belum? Kalau belum simak terus nih artikelnya. Heheee… jika kita ingin mempraktekkannya ada cukup banyak langkah-langkah yang harus kita lewati kawan. Yuk kita langsung saja, (1) Di Microsoft konsol manajemen (MMC), kita coba klik kanan-atas defaukt web site, klik baru dan kemudian kita klik situs. (2) Membuat situs baru dan memberinya nama sementara. (3) Klik kanan-atas situs baru, klik properties, klik tab keamanan direktori dan kemudian kita klik sertifikat server. (4) Lalu pilih buat sertifikat baru dan ikut wizard untuk menciptakan CSR baru. Bila diminta, pilih mempersiapkan permintaan sekarang tapi kita mengirimkannya nanti kawan. (5) Gunakan CSR yang baru kita buat untuk meminta sertifikat baru dari sertifikat otoritas (CA) yang menerbitkan sertifikat asli. (6) Bila kita menerima sertifikat VeriSign atau lain pihak ketiga CA, Simpan ke hrd drive anda. Ingat nomor seri sertifikat ini dan mana anda menyimpannya. (7) Klik kanan-atas sementara situs yang kita buat pada langkah 2, klik properties-klik tab keamanan direktori-klik sertifikat server dan kemudian klik berikutnya. Ikuti wizard. Bila diminta, pilih proses permintaan tertunda. (8) Setelah sertifikat telah diinstal kita klik Ok dan kemudian berhenti dan mulai situs web. (9) Klik kanan-atas sementara situs yang anda buat pada langkah 2-klik properties-klik direktori keamanan-klik sertifikat server. (10) Pilih hapus sertifikat saat ini dan ikuti wizard. Ini akan menghapus sertifikat sertifikat dari IIS, tapi tetap sertifikat di toko sertifikat. (11) Klik kanan-atas website yang memiliki asli sertifikat server diinstal (yakni sertifikat yang kita perbarui atau kita gant), klik properties-klik direktori keamanan-klik sertifikat server dan kemudian pilih mengganti sertifikat tersebut saat ini. Kamudian yang terakhir (12) Pilih sertifikat yang kita hanya menginstal. Jika kita melihat nama-nama duplikat sertifikat, pastikan bahwa anda pilih sertifikat yang cocok dengan nomor seri yang kita catat dalam langkah 6 tadi. Itu tadi merupakan langkah-langkahnya, coba kita mencobanya kawan. Untuk menambah pengetahuan dan wawasan kita. Karna tidak hanya sertifikat yang dicetak namun sertifikat dalam situs web kita. Selamat mencobanya kawan. Terimakasih sudah menyimak artikel saya. Jangan lupa dibaca artikel saya yang selanjutnya yaaa… J


Kekurangan Pendidikan Non Formal

Nani Maryani

        Pendidikan nonformal merupakan pendidikan yang tidak kalah penting dengan pendidikan informal dan formal. Namun, bukan berarti pendidikan nonfomal tidak memiliki kekurangan. Ada beberapa kekurangan yang terdapat dalam pendidikan nonformal yang mungkin juga menyebabkan sebagian orangtua kurang mempercayai anaknya menempuh pendidikan nonformal. Tetapi bukan berarti semua penyedia layanan pendidikan nonformal kurang baik. Yang akan saya paparkan berikut ini hanya sebagai bahan introspeksi bagi kita semua agar dapat memperbaiki kualitas pendidikan di Indonesia, baik pendidikan formal, nonformal, maupun informal.
            Kelemahan yang pertama adalah kurang optimalnya pelaksanaan pendidikan. Hal ini terjadi Karena banyaknya lembaga pemerintah yang menyelenggarakan pendidikan nonformal, baik yang berstatus departemen maupun nondepartemen. Kenyataan tersebut memang bisa dikatakan positif jika dilihat dari kuantitas. Namun dari segi kualiras dirasa kurang baik. Karena banyaknya pendidikan nonformal yang disediakan terkadang diselenggarakan juga oleh beberapa lembaga pendidikan nonformal, dan terkadang bidang yang sama-sama mereka sediakan bukan merupakan program yang teramat diperlukan. Sehingga hal tersebut membuat hal-hal yang penting terlupakan. Maka disini sangat diperlukan adanya kerjasama antar lembaga pendidikan nonformal agar tidak lagi terjadi tumpang tindih yang sebenarnya tidak terlalu penting.
           Kemudian yang menjadi kelemahan pendidikan noformal berikutnya adalah terkait tenaga pendidik. Tenaga pendidik dalam pendidikan nonformal seharusnya adalah orang yang mempunyai latar bekakang pendidikan nonformal juga, bukan pendidikan formal. Secara kasat mata mungkin antara pendidikan formal dan informal tidak begitu terlihat adanya perbedaan. Namun dalam pelakasanaannya, pendidik formal tidak bisa mendidik anak-anak di pendidikan nonformal. Karena dari segi cara pengajaran dan pendekatan-pendekatan yang dilakukan pun akan berbeda. Maka akan lebih baik dan tepat jika suatu bidang dikerjakan oleh orang yang profesional sesuai dengan latar belakang pendidikannya agar hasil yang diperoleh pun akan maksimal.

        Selanjutnya yang menjadi kelemahan pendidikan nonformal yang sangat mempengaruhi pemikiran masyarakat adalah anggapan mereka menganai pendidikan nonformal yang kurang penting karena tidak mendapatkan ijazah seperti pendidika formal, sehingga motivasi mereka akan turun. Kemudian mereka juga mengetahui dan melihat betul bahwa sistem pengajaran yagn terdapat dalam pendidikan nonformal kurang kondusif, karena seperti yang sudah dijelaskan sebelumnya bahwa tenaga pendidik tidak sesuai dengan kualifikasi yang seharusnya ditempati. Kebutuhan pasar yang lebih mempercayai lulusan pendidikan formal daripada pendidikan nonformal juga mempengaruhi minat masyarakat terhadap pendidikan nonformal. Dengan adanya kelamahan-kelemahan yang kita ketahui ini, semoga para pendidik kita semakin memperbaiki kualitas pengajaran mereka dan pastinya dukungan pemerintah pun sangat dibutuhkan .

Cara Mendapatkan Sertifikat

Naili Nikhla Septiyani
@Nayli_Nikhla

Apa kabar kawan pembacaku? Semoga baik-baik saja yaa....slalu dalam lindungan Allah Swt. Amin. Kali ini saya akan membahas tentang cara mendapatkan sertifikat, kata sertifikat sudah tidak asing lagi kan pastinya... cara mendapatkan sertifikat itu tidak terlalu sulit, alias mudah kawan. Dengan ikut kegiatan seminar ataupun kegiatan yang lain juga, yang kadang dalam pamflet atau brosur dikasih keterangan fasilitas sertifikat. Kita kerja, skripsi pasti juga memerlukan suatu sertifikat kan. Maka dari itu kita banyak mengikti seminar atau pelatihan. Kalau saat skripsi konon harus mempunyai minimal 5 sertifikat, itu merupakan syarat melakukan suatu skripsi. Kalaupun kerja seperti sertifikat bahasa inggris, komputer dan skill yang kita miliki sangat diperlukan sekali, karena merupakan suatu bukti bahwa kita memiliki skill yang cukup baik dan sudah bersertifikat. Jadi memudahkan kita dalam mencari pekerjaan. Kadang juga dalam kita mencari pekerjaan banyak sekali saingannya. Kita harus pandai dan kreatif, mempunyai banyak ide-ide yang bias membuat perusahaan lebih maju. Tidak hanya di berani di zona aman saja namun juga mencoba ke dalam zona yang tidak aman (berbahaya).
Bagaimana menurut kalian kawan? Cukup menambah informasi kan?hee…semoga dengan informasi yang cukup saya ketahui kalian bisa mempersiapkan diri dari sekarang. Menyiapkan skill yang kita miliki dan menndapatkan sertifikat sesuai dengan skill kita masing-masing. Yang saya ketahui sampai saat ini jika dalam pekerjaan yang paling dibutuhkan yaitu seseorang yang pintar komputernya dan percakapan dalam bahasa inggrisnya. Namun jika kita sudah menguasai computer dan bahasa inggris namun tidak mempunyai sertifikat ya sama saja, pasti suatu perusahaan kurang mempercayai diri kita bahwa sesungguhnya kita punya skill yang lebih dari orang-orang yang sudah mempunyai sertifikat. Kadang juga yang sudah bersertifikat belum tentu bias menguasai bidangnya, karna sekarang kan bayak yang membuat sertifikat yang palsu untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keingnan kita. Mungkin cukup dulu ya kawan, kita sambung dilain waktu. Insya Allah bias bermanfaat buat kita dan menambah wawasan buat kita. Sukses untuk kita semua. J




Pentingnya Pendidikan Sejak Usia Dini

Nani Maryani

PAUD atau Pendidikan Anak Usia Dini adalah jenjang pendikan yang dilaksanakan sebelum memasuki pendidikan dasar yang merupakan pendidikan formal yang diwajibkan oleh pemerintah. Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) merupakan upaya pembinaan yang diberikan sejak anak lahir hingga berusia enam tahun. Pembinaan ini dirasa sangat perlu dilakukan untuk semua anak yang belum memasuki usia pendidikan dasar. Karena dalam PAUD, anak-anak akan diberikan rangsangan untuk membantu pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohaninya, agar anak memiliki kesiapan untuk berbaur dengan dunia yang lebih luas lagi dan dapat berinteraksi dengan baik.
Pendidikan Anak Usia Dini merupakan suatu pendidikan bagi anak-anak yang sangat memperhatikan pertumbuha dan perkembangan fisik, kecerdasan, dan sosio emosional yaitu sikap dan perilaku serta agama sesuai dengan usia pertumbuhan mereka masing-masing. Kita harus menyadari dan paham betul bahwa usia ini adalah usia emas bagi pertumbuhan dan perkembagan anak, atau disebut juga golden age. Jadi, kita harus benar-benar mengerti hal apa saja yang harus kit aajarkan kepada mereka, bagaimana cara kita mendidik mereka. Hal tersebut sangat mempengaruhi sikap dan kecerdasan hingga tumbuh besar nanti.
Selain pendidikan nonformal, pendidikan informal juga sangat penting. Pendidikan informal adalah pendidikan yang pertama dan utama untuk seorang anak, karena pendidikan ini telah berjalan bahkan sejak seorang anak terlahir didunia ini. Didikan orang tua yang baik anak membentuk pribadi yang baik, begitupun sebaliknya, pendidikan keluarga yang tidak baik atau kurangnya bimbingan dan kasih sayang dari keluarga akan sangat mempengaruhi pertumbuhan seorang anak. Selain keluarga, dalam pendidikan informal, peran lingkkungan juga snagat penting. Perlu adanya kesinambungan antara keluarga dengan lingkungan. Karena ketika keluarga mendidik anak dengan sebaik mungkin, namun lingkungan yang menjadi tempatnya bermain dan tumbuh justru kurang baik, maka ada kemungkinan bahwa anak tersebut akan terpengaruh lingkungan yang tidak baik. Jadi, tugas orangtua selain memberikan pendidikan dalam keluarga, juga mengawasi anak agar selalu berada dilingkungan yang tepat.

Pendidikan informal menjadi awal modal bagi anak untuk memasuki PAUD, dan hal-hal yang diberikan dalal PAUD akan menjadi bekal bagi anak untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. 

Kejujuran

Ahmad Ghilman

       Kejujuran adalah hal yang mahal di negeri ini. Betapa banyak kita menyaksikan budaya bohong dan tipu menipu terjadi di sekitar kita. Korupsi, kolusi dan nepotsme adalah budaya yang biasa di kalangan pejabat pemerintahan. Bahkan budaya itu juga menjangkiti kalangan masyarakat biasa sekelas rt/rw.
Kalau kita melihat, sebenarnya budaya tidak jujur di bangsa kita sudah tertanam sejak dini. Saat kita sekolah sd, betapa biasanya perilaku mencontek di kalangan para siswa. Beranjak ke sekolah menengah, budaya mencontek semakin menjadi-jadi. Bocoran jawaban ujian nasional juga telah menjadi rahasia umum.                    Meningkat ke tingkat mahasiswa, kita juga mengenal istilah plagiarisme dalam menggaarap tugas kuliah. Melakukan plagiat pada karya ilmiah orang lain juga jadi salah satu budaya tersendiri di kalangan mahasiswa.
       Maka tidak heran, ketika menjadi pejabat banyak di antara mereka yang tidak bertanggung jawab pada amanah yang telah dibebankan. Dengan seenaknya mereka menyelewengkan uang rakyat, melakukan penyuapan, dan pencucian uang. Menggunakan kekuasaannya sebagai alat meraup untung sebesar-besarnya. Rakyat pun semakin sengsara dengn tindak tanduk mereka.
        Kejujuran adalah karakteryang harus ditanamkan sejak dini. Karena jika sejak kecil saja sudah ditanam perilaku bohong, maka akan terus tertanam hingga dewasa. Penting untuk membiasakan mulai dari diri sendiri untuk selalu berlaku jujur, baik tindakan maupun perkataan. Mungkin terdengar mudah, namun percayalah kejujuran sejatinya berat untuk dilaksanakan.
     Kita tentunya harus mengikuti teladan terbaik, nabi muhammad saw, yang selalu berlaku jujur hingga digelari al-amin. Beliau bahkan pernah menegaskan tidak ada yang keluar dari lisan beliau saw kecuali kebenaran.

Ayo mulai berlaku jujur mulai saat ini. Demi kemaslahatan diri dan juga bangsa.

Penggunaan Handphone di Sekolah

@ilhamxfarid

            Di zaman era globalisasi ini yang namanya perkembangan komunikasi sudah semakin pesat, maju, dan modern. Misalnya saja handphone, baru 5 tahun yang lalu yang namanya handphone senter merajalela dan memiliki nial jual yang tinggi tapi sekarang hape senter menjadi pilihan ke 100 diantara type dan model handphone sekarang dan hampir tidak dijual di counter-counter hape saat ini. Yang namanya alat komunikasi untuk zaman sekarang wajib dimiliki oleh siapapun.
            Sekolah-sekolah pada umumnya menerapkan peraturan yang melarang siswa-siswinya untuk membawa handphone. Karena dikhawatirkan akan mengganggu jalannya proses belajar mengajar. Tapi yang namanya peraturan ya tetap saja banyak yang melanggar ya bro syarif. Siswa-siswi beranggapan bahwa alat komunikasi penting dibawa oleh mereka untuk menghubungi orang lain.
            Memang benar juga alasan-alasan yang mereka ungkapkan diatas. Tapi ya tetep saja semua itu melanggar peraturan. Tidak hanya siswa Sekolah Menengah Pertama dan Sekolah Menengah Atas saja yang membawa hadphone, bahkan baru-baru ini saya melihat dengan mata kepala saya anak-anak Sekolah Dasar sudah banyak yang membawa handphone! Disaat saya seumuran mereka yang biasa saya bawa ke sekolah ya paling kelereng, ketapel, dan berbagai mainan tradisional lainnya. Kenal handphone saja kalau tidak salah kelas 5 SD. Memang ssih ini semua karena pesatnya kemajuan zaman. Seharusnya ini juga diimbangi oleh guru untuk memberikan sosialisasi-sosialisasi kecil tentang alat komunikasi ini dan melakukan pengawasan. Karena tak jarang pula banyak terjadi pemalakan oleh preman-preman kepada anak SD yang membawa handphone ke sekolah.

            Angka kejahatan pada anak-anak yang tiap tahunnya makin meningkat juga karena faktor-faktor ini. Dalam hal ini peran pemerintah dalam membantu mewujudkan rasa aman kepada anak-anak sangat diperlukan. Diberlakukannya peraturan-peraturan yang ketat mengenai membawa alat komunikasi pada anak SD saya rasa sangat diperlukan. Karena di seumuran mereka belum saatnya untuk menggunakan alat komunikasi terutama handphone secara bebas, harus masih dalam pengawasan orang tua. Agar nantinya tidak terjadi penyalahgunaan handphone tersebut.

Sarana dan Prasarana Pendidikan

Okven Pratama P
Selain tenaga pendidik, sarana dan prasarana juga sangat penting dalam proses belajar, kenapa? Karena kalau sarana dalam proses belajar tidak optimal tentunya sulit untuk mencapai tujuan belajar, maka dari itu masalah sarana dan prasarana ini sering muncul di sekolah-sekolah daerah terpencil yang sering kali luput dari kacamata pemerintah. Fasilitas seperti gedung, buku, kapur, papan tulis, meja, kursi, dan jugal alat-alat praktik lainnya yang di gunakan untuk penunjang kegitan belajar mengajar sangat minim di daerah terpencil, entah mungkin karena kurang pekanya pemerintah daerah atau kurang inisiatifnya warga sekolah, serta warga masyarakat untuk mengadukan hal ini, tentu saja ini menjadi persoalan serius demi kelangsungan semangat belajar peserta didik juga nantinya, kalau ini terus berlanjut tentu saja kemungkinan akan banyak anak di daerah terpencil yang tidak bersekolah walau kita sadari juga belajar mungkin bisa dimana saja tapi kalau tidak ada wadah apakah akan berjalan dengan baik. Saya fokuskan masalah sarana dan prasaran ini pada lembanga sekolah menengah kejuruan (SMK) karena, SMK pasti banyak membutuhkan fasilitas lebih ketimbang sekolah sederajat.   
Peraturan Pemerintah No. 40 Tahun 2008 tentang Standar Sarana dan Prasana untuk Sekolah Menengah Kejuruan (SMK/MAK(Madrasah Aliyah Kejuruan). Dalam Pasal yang berisi kan 39 point aturan yang di maksud saya tertarik untuk membahas point nomor 5 yang berbunyi “Peralatan adalah sarana yang secara langsung digunakan dalam pembelajaran.” Siapa yang tidak senang jika setiap SMK di Indonesia memiliki sarana dan prasarana yang baik untuk proses belajar mengajar. Tentunya peserta didik nantinya akan maksimal dalam menyerap pelajaran baik teori maupun praktik karena sarananya memadai. Tapi, kita harus bersabar untuk bisa melihat semua itu karena ternyata masih ada sekolah-sekolah kejuruan yang masih kekurangan peralatan penunjang belajar khususnya di daerah sampai-sampai ketika melakukan ujian para siswa harus mengantri bergilirian.[1]  Kalau masalah sarana dan prasaran ini terus larut tentu saja berdampak buruk terhadap lulusan SMK nantinya karena kualitas lulusan tidak cukup kompeten untuk memasuki dunia kerja, karena sewaktu mengikuti pendidikan kekurangan media/peralatan untuk praktik.  Tentunya dampak buruknya akan menambah jumlah pengaguran lulusan SMK.
Melihat kondisi tersebut tentu harus ada upaya dari pemerintah ataupun pihak sekolah untuk menambah sarana dan prasaran sembagai penyempurna aktifitas belajar di SMK. Pemerintah harus mengeluarkan kebijakan anggaran lebih untuk menunjang infrastruktur SMK di seluruh Indonesia agar lebih merata dan tidak tebang pilih baik desa maupun kota, dan pihak sekolah rasanya harus juga berani melakukan kerajasama lebih dengan pihak ketiga (perusahaan).
Guru dan infrastruktur ibarat pedang dan sarung pendang saling melengkapi, jika kita melihat para guru sejahtera dan fasilitas belajar cukup baik tentu ini kemungkinan akan memberikan semangat lebih dalam mendidik dan tentunya akan mewujudkan pendidikan yang lebih bermutu.  








[1]lihat  http://harianjambi.com/berita-smkn-1-tanjabtim-kekurangan-alat-praktek.html

Santri dan Siswa tak Sama #2

Kiswah Amalia

Menilik kasus kekerasan kemarin, saya sudah melakukan beberapa diskusi dengan teman saya, baik yang merupakan santri dan mahasiswa maupun yang hanya mahasiswa, nah, dari beberapa diskusi itu saya mendapatkan sebuah kenyataan perbedaan konsep berfikir dalam menanggapi masalah ini.

Pertama hasil diskusi dari teman saya yang seorang mahasiswa dan Santri, ia berpendapat bahwa sah-sah saja ketika seorang santri mendapat hukuman/takdzir/sanksi dari pondok karena kesalahannya, untuk kasus kekerasan kemarin kami para santri yakin bahwa hukuman tersebut dapat dipastikan sesuai dengan kesalahan yang ia perbuat. Dan Ia yang menjadi santri pun yakin bahwa hukuman itu sudah diketahui disepakati oleh santri dan walinya, teman saya juga mengatakan mengapa masalah yang sudah jelas kebenarannya harus diperamasalahkan, jika tradisi takdziran dipondok  saja sudah mulai ditentang lalu kemana anak bangsa akan belajar mandiri dan karakter tangguh menjalani hidup.tutur teman saya yang sudah enam tahun menjadi santri di salah satu pondok pesantren salaf terkenal di daerah Pantura.

Lain dengan pendapat teman saya yang hanya mengenyam pendidikan umum di sekolah, menurutnya kejadian tersebut merupakan sebuah kejadian pelanggaran Hak, dan ia merasa bahwa itu merupakan sebuah kekerasan dalam pendidikan yang harus di usut dengan jalan hukum. Menurutnya seseorang mampu belajar dengan baik tanpa kekerasan dan tanpa sabetan rotan, jika seorang Guru mampu menjadikan anak tersebut patuh dan menurut kepadanya. Saya setuju dengan pendapat teman saya mengenai pendidikan tanpa kekerasan, karena saya juga tidak menyukai tradisi kekerasan. Namun saya juga bingung bagaimana jika seorang anak tidak bisa menurut dengan Gurunya dan pelanggaran yang diperbuatnya sudah melebihi ambang toleransi. Mungkin seorang Guru harus benar-benar mampu menyatukan hatinya dengan hati anak didiknya agar tidak terjadi kekerasan seperti yang lalu.
Selanjutnya menurut saya kekerasan yang terjadi dipondok pesantren tersebut tidaklah sepenuhnya salah, menurut saya dipondok pesantren sudah ada perjanjian anatara santri, wali santri, Abah Yai dan pondok. Perjanjian ini direalisasikan dengan sebuah kalimat Ta’dzim kepada Abah Yai, kekerasan kemarin merupakan sebuah realisasi dari perjanjian tersebut, dimana jika seorang santri melakukan kesalahan maka  hukuman apapun harus ia terima, dan apakah orang tua akan protes? Jelas tidak, jika orang tua sudah masrahke (menyerahkan . id) putra/ putrinya kepada pesantren maka Orang Tua Wali sudah ikhlas putra putrinya untuk dididik sesuai dengan kurikulum pondok tersebut. Dan saya yakin bahwa kurikulum pondok insyaallah sesuai dengan syari’at islam dan adat norma nilai dan tradisi Indonesia.


Sekolah Perbatasan Indonesia dan Malaysia

M. Abdul Jabbar

           Indonesia merupakan negara yang sangat luas, di Indonesia juga terbagi banyak pulau – pulau. Sehingga dalam penerapan pemertaaan pendidikannya tegolong sulit. Masih banyak daerah di Indonesia yang memiliki kualitas pendidikan rendah dan belum memenuhi standar nasional. Hal ini tiak luput juga dengan ekolah yang ada di daerah perbatasan Indonesia dan Malaysia yakni di Pulau Borneo / Kalimantan tepatnya. Di daerah Kalimantan yang berbatasan dengan Malaysia kualitas pendidikan didaerah sana masih sangat rendah, hal ini menyebabkan banyak warga yang memilih untuk menyekolahkan anak mereka ke negara Malaysia.
            Selain seperti itu seperti yang pernah dikatakan warga yaitu Sekolah di Malaysia gratis. Murid pun justru mendapat uang saku 300 ringgit Malaysia per bulan yang diberikan tiap tiga bulan. "Mereka juga tinggal di asrama, makan dan perlengkapan sekolah semua disediakan," kata Rosmini yang sehari-hari bekerja di perkebunan sawit di daerahnya. Ia menambahkan, ketika anak berusia 15 tahun, maka akan ada kartu tanda penduduk (KTP) Malaysia. Jika siswa sudah tamat sekolah lanjutan atas ia dapat bekerja di Malaysia.
Dan perkembangan Negara tetangga tersebut sangat jauh berbeda dengan perkembangan di Indonesia terlebih di wilayah perbatasan. Banyak diantara tenaga pengajar disana yang masih minim ilmu tentang dunia IT.  Jangankan untuk mengoperasikan komputer dengan baik, menghidupkan laptop, menjalankan program dan bagaimana mengetikpun mereka masih bingung.  Banyak diantara mereka mengakui bahwa usia yang sudah semakin tua, daya serap yang sudah sangat kurang, serta mata yang sudah tidak lagi berfungsi dengan baik menjadi faktor utama bagi mereka kesulitan untuk mengoperasikan laptop dengan baik dan teknologi disana masih minim untuk jaman yang susah sangat modern ini.
            Sekolah dalam perbatasan ini harus lebih ditegaskan oleh pemerintah, pemerintah harus lebih peduli terhadap daerah-daerah plosok terutama wilayah perbatasan. Pemerintah sebaiknya lebih meratakan pendidikan dalam plosok-plosok desa dimulai dari sekarang. Kepedulian antar sesama juga dapat diterapkan karena terlalu banyak warga Indonesia yang memilih bersekoah di negara tetangga.


Tuesday, December 30, 2014

Beasiswa Bidik Misi

@ilhamxfarid

            Beasiswa bidik misi merupakan bantuan biaya pendidikan yang hanya ditujukan untuk calon mahasiswa tidak mampu (miskin). Namun pada pelaksanaanya apakah sudah tepat sasaran? Walau tidak semuanya namun masih ada saja yang tidak tepat sasaran dalam beasiswa bidik misi ini. Seperti mahasiswa yang mampu namun dapat beasiswa bidik misi begitu pula sebaliknya.
            Seharusnya dari pihak perguruan tinggi dalam mensurvey suatu rumah untuk mengetahui benar adanya data yang diberikan mahasiswa untuk mendapatkan beasiswa bidik misi ini harus benar-benar secara objektif. Tidak adanya intervensi dari pihak lain ataupun unsur perasaan lain. Jangan sampai karena data yang akan disurvey adalah milik seorang yang kita sukai lantas data ini diloloskan untuk mendapatkan beasiswa bidik misi padahal data yang disurvey ini memiliki kemampuan ekonomi lumayan baik. Sedangkan seorang yang benar-benar tidak mampu namun karena orang ini pernah menyakiti hati si penyurvey terus tidak diloloskan.
            Semoga saja kasus survey seperti diatas tidak benar-benar terjadi dikehidupan nyata. Untuk meminimalisir ataupun menghilangkan unsur-unsur diatas. Maka setiap perguruan tinggi harus memiliki tim pengawas dan berkerja sama dengan kepala desa atau instansi terkait di tempat anak yang akan di survey. Pengawas ini bertugas untuk mengawasi kinerja dari para pensurvey sedangkan kerja sama dengan kepala desa atau instansi terkait berguna untuk mengetahui apakah si anak tersebut benar adanya tidak mampu dalam hal ekonomi? Dalam pemilihan pengawas dan kerja sama ini juga harus dilakukan secara ketat dan tanpa memihak pihak manapun. Karena jika tidak maka percuma saja ada pengawas dan kerja sama ini. Walaupun ini membutuhkan biaya yang tidak banyak namun setidaknya kasus salah sasaran dapat hilang.

            Pemerintah dalam hal ini dikti yang mempunyai tanggung jawab dalam beasiswa bidik misi juga harus menerapkan peraturan-peraturan yang ketat dalam penerimaan beasiswa bidik misi ini. Seperti hal yang dijelaskan diatas, ini semua semata-mata agar kelak penerimaan beasiswa bidik misi yang tidak tepat sasaran ini dapat dikurangi bahkan dihilangkan. Dan apabila adanya salah sasaran ini dikti juga harus bisa memberikan tindakan tegas seperti mencabut beasiswa bidik misi tersebut ataupun yang lainnya.

Upah Guru Honorer

Okven Pratama P
    Masalah pendidikan nasional pasti tidak ada habisnya kalau dibahas mulai dari pelayanan, infrastruktur sampai pada kompetensi guru. Hal-hal demikianlah menjadi penghambat pendidikan di Indonesia. Selanjutnya saya akan menguraikan masalah pertama datang dari kesejahteran guru, sebagaiman mana yang kita tahu guru adalah salah satu kunci sukses pendidikan, tapi kok semakin kesini semakin ngenes/menyedihkan kalau kata anak muda zaman sekarang.
      Dalam Undang-Undang Guru dan Dosen pasal 14 ayat 1 menyatakan, bahwa dalam             melaksanakan tugas keprofesionalan, guru memiliki hak sebagai berikut:
1.  Memperoleh penghasilan di atas kebutuhan hidup minimum dan jaminan    kesejahteraan sosial.
2. Mendapatkan promosi dan penghargaan sesuai dengan tugas dan prestasi kerja.Memperoleh perlindungan dalam melaksanakan tugas dan hak atas kekayaan intelektual.
3.   Memperoleh kesempatan untuk meningkatkan kompetensi.
4.  Memperoleh dan memanfaatkan sarana dan prasarana pembelajaran untuk menunjang kelancaran tugas keprofesionalan.
5.  Memiliki kebebasan dalam memberikan penilaian dan ikut menentukan kelulusan, penghargaan, dan/atau sanksi kepada peserta didik
6.  Sesuai dengan kaidah pendidikan, kode etik guru, dan peraturan perundang-undangan.
7.   Memperoleh rasa aman dan jaminan keselamatan dalam melaksanakan tugas.
8.  Memiliki kebebasan untuk berserikat dalam organisasi profesi.
9.   Memiliki kesempatan untuk berperan dalam penentuan kebijakan pendidikan.
10. Memperoleh kesempatan untuk mengembangkan dan meningkatkan kualifikasi akademik dan kompetensi, dan/atau
11.  Memperoleh pelatihan dan pengembangan profesi dalam bidangnya.
Dari kesebelas poin di atas pada point pertama sungguh menarik untuk dibahas mengingat masih ada guru yang mendapatkan gaji di bawah minimum, biasanya hal ini rasakan oleh guru tenaga honorer dimana ada guru honorer yang masih digaji Rp. 150.000/bulan[1]. Tenaga honorer ini pun untuk mecukupi kebutuhan asap dapurnya harus berkerja sambilan seperti berjualan makanan misalnya atau buka toko kecil-kecilan dirumah. Gaji tiap guru honorer di daerah berbeda-beda, sehingga rasanya harus ada upaya dari pemerintah untuk mengatur hal ini, rumor yang berkecamuk saat ini adalah Menteri Pendidikan Pak Anies akan berencana menetapkan peraturan upah minimum gaji honorer.[2] Jika hal ini benar-benar terwujud, ini sungguh angin segar yang menyejukkan setiap sanubari guru honer di Indonesia. Untuk itu rasanya pemerintah juga perlu mendata ulang jumlah guru honorer di Indonesia kemudian menganilis setiap pendapatan gaji guru honorer yang ada di Indonesia, sebagai langkah awal dalam merancang upah minimum nantinya.

Lemahnya Mutu SDM untuk Pendidikan

M. Abdul Jabbar
 
     Sekolah merupakan lembaga penentu dalam kiprah pengembangan  pendidikan, karena dari deretan birokrasi yang terkait dengan pengembangan  pendidikan, sekolah sebagai pelaksana dari semua program pendidikan yang direncanakan dari tingkat pusat sampai ke tingkat operasional di sekolah. Maju mundurnya pendidikan sangat ditentukan oleh pelaksanaan yang ada di tangan  para pendidik di sekolah. Oleh karena itu, dengan tanpa mengesampingkan  pentingnya faktor-faktor lain yang turut berpengaruh terhadap mutu pendidikan, unsur pendidik dan tenaga kependidikan yang ada di sekolah harus mendapat  pengelolaan dan pengembangan secara optimal. Hal ini sejalan dengan upaya-upaya yang telah dilakukan oleh pemerintah dalam rangka meningkatkan mutu  pendidikan dengan dibuatnya berbagai kebijakan yang berkaitan dengan unsur ketenagaan di sekolah
      Sumber daya pengelola pendidikan bukan hanya seorang guru atau kepala sekolah, melainkan semua sumber daya yang secara langsung terlibat dalam pengelolaan suatu satuan pendidikan. Rendahnya mutu dari SDM pengelola pendidikan secara praktis tentu dapat menghambat keberlangsungan proses pendidikan yang berkualitas, sehingga adaptasi dam sinkronisasi terhadap berbagai program peningkatan kualitas pendidikan juga akan berjalan lamban.
Standar pengelolaan oleh pemerintah daerah (pasal 59) meliputi penyusunan rencana kerja pendidikan dengan memprioritaskan: wajib belajar; peningkatan angka partisipasi pendidikan untuk jenjang pendidikan menengah; penuntasan pemberantasan buta aksara; penjaminan mutu pada satuan pendidikan; peningkatan status guru sebagai profesi; akreditasi pendidikan; peningkatan relevansi pendidikan terhadap kebutuhan masyarakat; dan pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM) bidang pendidikan.
Sedangkan standar pengelolaan oleh pemerintah (pasal 60) meliputi penyusunan rencana kerja tahunan dengan memprioritaskan program: wajib belajar; peningkatan angka partisipasi pendidikan untuk jenjang pendidikan menengah dan tinggi; penuntasan pemberantasan buta aksara; penjaminan mutu pada satuan pendidikan; peningkatan status guru sebagai profesi; peningkatan mutu dosen; standardisasi pendidikan; akreditasi pendidikan; peningkatan relevansi pendidikan terhadap kebutuhan lokal, nasional dan global; pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM) bidang pendidikan; dan penjaminan mutu pendidikan nasional.

Dengan memahami kerangka dasar penyelenggaraan pendidikan nasional yang berlandaskan sekulerisme, maka standar pengelolaan pendidikan secara nasionalpun akan sejalan dengan sekulerisme tersebut, semisal adanya mekanisme MBS dan Otonomi PT sebagaimana disebutkan di atas yang merupakan implementasi dari otonomi pendidikan.

Santri dan Siswa tak Sama #1

Kiswah Amalia

Berpindah dari topik mengenai pendidikan formal yang berkutat untuk para siswa, kini saya ingin berbagi opini tentang santri, terinspirasi dari sebuah pemberitaan di televisi mengenai video kekerasan kepada santri yang terjadi di salah satu pondok pesantren (yang menurut saya berkarakter salafy) di Jombang Jawa Timur. Sebagai Santri juga Mahasiswa saya merasakan dua cita rasa pendidikan yang berbeda,dalam artikel ini saya akan memaparkan beberapa hasil diskusi saya dengan teman saya yang berstatus santri dan mahasiswa, hanya mahasiswa, dan hanya santri. Perbedaan sistem dan ritme pendidikan yang tercermin dari pola pikir mereka.

Saya merupakan anak yang terdidik dalam lingkungan islam yang kental sejak saya lahir, tumbuh dan berkembang di kota santri Demak membuat saya merasakan dan sedikit faham tentang kehidupan pesantren. Pun setelah saya lulus dari sekolah menengah pertama saya nyantri dipondok pesantren tahfidzul Qur’an di daerah yang kental akan aroma islam modern, Jogja. Merasakan tiga tahun gemblengan dan driiling ahlak di pondok tersebut membuat saya tahu akan satu kekuatan dan garis mutlak pondok pesantren yang bernama Ta’dzim kepada Abah Yai.

Apakah ta’dzim kepada Abah Yai itu? Ta’dzim merupakan isim (kata benda) yang berasal dari kata asal Adzima yang berarti agung, Adzima ditasrifkan menjadi menjadi isim masdar Ta’dzim yang membentuk makna pekerjaan, jadi ta’dzim berarti mengagungkan, nah kalau digabung dengan kepada Abah Yai maka kalimat Ta’dzim kepada Abah Yai brearti mengagungkan abah yai (secara harfiah), namun secara ishtilahi ta’dzim kepada abah yai merupakan sebuah rasa hormat, kagum, to’at (ta’at) kepada Abah Yai, dan menjadikan Abah Yai sebagai tempat mencari Ilmu dan perantara untuk mencari refrensi hidup, inilah yang sudah menjadi garis mutlak acuan dan refrensi perbuatan kejadian peristiwa kegiatan yang da dipondok pesantren.

Jika seorang hanya merasakan pendidikan formal maka dia tidak akan merasakan sebuah kekuatan dan garis mutlak Ta’dzim kepada Abah Yai. Sehingga ini jugalah yang membedakan kehidupan akademik di pesantren dan disekolah umum, rasa cinta dan ta’at kepada Guru pun akan berbeda, apalagi terhadap Abah Yai yang menjadi orang tua kita selama kita nyantri rasa belajar yang sangat berbeda.

Sekolah tidak Menyeramkan

Ferlina

               Heloooo gaeees ketemu lagi nih dalam artikel terbaru saya. Mungkin kalian sedikit merasa bosan akan kehadiran coretan saya yang temanya lagi-lagi adalah sekolah non formal . Ya ini memang menjadi acuan utama saya dalam menulis artikel di blog ini. Dalam coretan kali ini saya akan mengupas kembali tentang fenomena sekolah yaitu sekolah alam.
            Sekolah, apa yang ada di benak kalian tentang tempat tersebut? Tentunya banyak sekali pikiran pikiran kalian dari mulai tempat menuntut ilmu yang menyenangkan sampai dengan tempat mengerikan yang selalu menuntut seorang siswa untuk melakukan metode pembelajaran yang berbeda dan mudah dimengerti saat ini telah ada di Indonesia namanya sekolah alam. Sekolah ini menjawab keresahan para orang tua terhadap masa depan dan cita cita anaknya tidak seperti sekolah formal yang identik dengan persaingan, mengutamakan nilai dan ranking belum banyak yang sadar bahwa perkembangan intelektual dan mental murid tidak hanya dibentuk didalam kelas saja, disekolah alam mereka diajarkan berbagai pengetahuan tentang alam sekitar dengan bahasa yang sederhana menyesuaikan alam sekiatar dengan bahasa yang sederhana menyesuaikan alam pikiran mereka.
Dengan metode bersama alam, akan memudahkan penalaran siswanya untuk dapat mengaplikasikan ilmu pengetahuan kehidupan sehari hari. Mereka akan lebih tahu dan peka terhadap lingkungan sekitar. Kegiatan belajar dan mengajar dilakukan didalam dan diluar kelas. Akan tetapi lebih mengutamakan diluar kelas. Karena jaman semakin berkembang . Tentunya sekolah ini juga mengikuti perkembangannya dibidang teknologi dan informasi, disekolah alam terdapat juga lab computer sebagai sarana edukasi mereka serta perpustakaan seperti sekolah formal lainnya terdapat extrakurikuler juga seperti basket, teater, pencak silat, futsal,dll. Ada banyak kegiatan yang dilakukan di luar kelas salah satu kegiatan yang dilakukan diberi nama sensus tanaman.

Di sekolah alam siswa diberikan kenyamanan lebih karena model pembelajarannya lebih kembali kepada siswa. Materi yang akan diajarkan pula mengikuti kemauan siswa, namun tetap dalam bimbingan guru. Jadi sekolah itu tidak menyeramkan seperti yang di televise-televisi. Sekolah terasa menyenangkan asal siswa merasa nyaman akan lingkungan di sekolah tersebut.

Sekolah Alam Sebagai Pendukung Sekolah Formal? Benarkah?

Ferlina Khoirun Nisa

             Hellooooo gaeeeees.. yap! Tidak bosan-bosannya saya menyapa kalian dalam setiap artikel saya. Dan juga masih dalam tema yang sama yaitu tentang sekolah nonformal. Kali ini saya akan menyampaikan coretan-coretan tentang gosip yang beredar mengenai sekolah alam.
          Dalam masanya, sekolah formal dianggap sebagai sekolah utama dalam menuntut ilmu. Bahkan sampai saat ini sekolah formal masih menjadi acuan utama dalam pendidikan berkelanjutan. Masyarakat memang belum sadar sepenuhnya bahwa ada jalus sekolah lain seperti sekolah non formal yaitu sekolah alam. Yang memberikan pelayanan yang berbeda dari sekolah formal biasanya. Masayarakat masih mengacu sepenuhnya dalam sekolah formal. Hal ini memang patut dimaklmumi karena dalam penempatannya sekolah formal lebih mudah masuk ke berbagai jenjang sekolah selanjutnya. Karena adanya rapor dan NEM, para orang tua lebih memilih sekolah formal di banding sekolah alam.
              Dalam berjalannya waktu, sekolah alam lebih maju sedikit demi sedikit. Para orang tua sudah banyak yang lebih memilih menyekolahkan anaknya sekolah alam daripada sekolah formal. Memang tidak semua orang tua jalan pikirannya sama. Mereka hanya mengharapkan yang terbaik bagi pendidikan anaknya.
               Menurut saya sekolah alam mampu berdiri sesuai dengan berljalannya waktu. Dibuktikan dari perkembangan jumlah sekolah alam yang tersebar di Indonesia yang semakin meningkat. Dalm hal ini berarti sekolah alam mulai di akui oleh masyarakat bahwa sekolah non formal seperti sekolah alam juga bisa menghantarkan anaknya menuju sukses yang sebenarnya. Tidak melulu sekolah formal yang dianggap paling penting dalam dunia pendidikan. Antara sekolah formal dan sekolah non formal dalam materi pelajarannya juga tidak jauh beda, perbedaannya hanya dalam model pembelajarannya saja. Sekolah alam juga memberikan tanda tamat sekolah berupa rapot pada siswanya. Jadi tidak perlu khawatir bahwa jika anak itu sekolah di sekolah alam lalu tidak bisa melajutkan sekolah ke jenjang berikutnya. Hal ini lah yang perlu disadari oleh masyarakat luas bahwa lulusan sekolah alam masih bisa melanjutkan sekolah ke jenjang berikutnya

               Jadi sekolah alam bukanlah sekolah pendukung dari sekolal formal, karena sekolah alam mampu beridir sendiri dan mampu meluluskan siswa yang berkualitas. Tidak berbeda dengan sekolah formal yang bisa lulus dengan NEM tinggi. Mulailah untuk sadar akan kenyamanan dan masa depan anak generasi bangsa. Bahwa sekolah bisa dimana saja, tanpa harus berada dalam ruangan berbentuk kubus dengan duduk manis diatas kursi membuka lks. Biarkanlah generasi penerus berkembang dengan menyenangkan.

Standar dan Ketentuan Mendirikan Sekolah Formal

Nining Rihanah

Buat teman-teman yang pengen membuat atau membangun sekolah baru dengan segudang ide-ide yang sangat cemerlang, ini ada syarat-syarat buat kalian yang ingin membuat sekolah baru, supaya sekolah yang kawan buat bisa sesuai dengan standarisasi yang ada di Indonesia ini kawan, jadi bakal sempurna dan nantinya bisa mencetak murid-murid yang luar biasa dan bisa membanggakan Indonesia nantinya.
Berikut adalah beberapa standar yang harus di penuhi beberapa Program Pendidikan menurut UU Standarisasi No.19 Tahun 2005 ada delapan :
1.    Standar Isi
Standar isi ini adalah dasar dan struktur untuk kurikulum, beban belajar, dan kalender akademik/pendidikan. Di sini untuk struktur kurikulum, beban belajar, dan kalender akademik/pendidikan memang sudah sewajarnya ada untuk mematok waktu dan beban yang sama (minimal) yang diterima siswa dalam proses pembelajaran.
2.    Standar Proses
Standar proses ini isinya adalah konsep pengajaran di kelas atau metode mengajar. Sulit sekali untuk mengartikan proses belajar yang menyenangkan, inspiratif, interaktif, dll. Standar proses ini berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar komptensi lulusan.
3.    Standar Kompetensi
Standar kompetensi lulusan pendidikan adalah kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan keterampilan. Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai pedoman penilaian dalam penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Standar kompetensi lulusan digunakan sebagai penentu kelulusan (pasal 25). Ketentuan ini juga tampaknya tidak memperhatikan kondisi dan kehidupan masyarakat.
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan adalah kriteria pendidikan pra jabatan dan kelayakan fisik maupun mental serta pendidikan dalam jabatan. Pendidik harus memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi sebagai agen pembelajaran, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
4.    Standar Sarana dan Prasarana
Standar prasarana dan sarana pendidikan adalah Standar Nasional Pendidikan yang berkaitan dengan persyaratan minimal tentang lahan, ruang kelas, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium, bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi, perabot, alat dan media pendidikan, buku, dan sumber belajar lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan teknologi informasi dan komunikasi.
5.    Standar Pengelolaan
Standar pengelolaan pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanan, dan pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/kota, atau nasional agar tercapai efesiensi dan efektivitas penyelenggaraan pendidikan. Pengelolaan satuan pendidikan menjadi tanggung jawab kepala satuan pendidikan.
6.    Standar Pembiayaan
Standar pembiayaan mengatur komponen dan besarnya biaya operasional satuan pendidikan. Pembiayaan SDSN mencakup biaya investasi, biaya operasi dan biaya personal satuan pendidikan.
7.    Standar Penilaian
Standar penilaian pendidikan adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaan prestasi belajar peserta didik. Penilaan hasil belajar peserta didik dilaksanakan sesuai dengan ketentuan Peraturan Menteri No. 20 Tahun 2007.

Kelebihan dan Kekurangan Murid dalam Negeri

Nining Rihana

Kelebihan merupakan suatu kemampuan yang lebih baik dari pada kekurangan. Murid dalam negri dan luar negri pasti berbeda kemampuan. Tetapi murid dalam negripun tidak kalah kemampuannya dari luar negeri. Sekarang kita bahas kelebihan murid dalam negeri. Murid dalam negeri banyak yang memiliki kecerdasan yang membanggakan bagi Negara kita tercinta. Banyak di temukannya penemuan-penemuan dari murid-murid di Negara kita tercinta ini. Serta banyak pertukaran-pertukaran para pelajar ke luar negeri untuk saling mempelajari pembelajaran yang mereka ikuti. Murid dalam negeripun tidak kalah hebatnya dengan murid-murid di luar negeri. Negara kita ini memiliki murid yang pandai-pandai sehingga kita tidak kalah jauh untuk pembelajaran yang berlaku sekarang.
    Kekurangan yang melandasi adanya ketidak maksimalan akan kemampuan murid-murid kita adalah pada strategi atau program pengembangan pada murid. Adanya pengajaran yang benar-benar terperinci dan dapat dipertanggung jawabkan ini masih di bawah standar untuk menghasilkan murid-murid yang benar-benar berkualitas. Dengan adanya kekurangan akan pengembangan idividu murid orang tua di tintut aktif agar dapat mendampingi anak-anak mereka di saat di luar sekolah. Bagi pendidik apa yang mereka berikan merupakan sedikit dari ilmu yang berlandaskan buku jasa. Tetapi bagi mereka peran orang tua itupun penting untuk kemandirian anak dalam mencapai kemampuan individu mereka.
    Banyak kekurangan serta kelebihan yang dapat kita pelajari dari artikel ini. Tentu saja dengan belajar yang tekun serta rajin menjadi anak yang bermanfaat bagi semua orang, merupakan impian dari setiap murid. Hal ini harus di barengi dengan dukungan orang tua agar dapat mengontrol anak agar bisa belajar dengan sungguh-sungguh. Dengan pembelajaran yang sungguh-sungguh anak akan dapat memiliki kemampuan yang maksimal tentunnya pada bidangnya. Maksimalkanlah pada usia dini, agar anak tidak hanya bermain saja tetapi harus memiliki keterampilan yang dapat menjadi bekal mereka untuk terjun di masyarakat kelak. Dengan adanya dorongan yang positif tentu akan menciptakan anak-anak yang pandai, cerdas serta cekatan akan suatu hal yang dapat menuntun mereka menuju kesuksesan. Trimakasih semoga bermanfaat.

Banyak Guru yang Salah dalam Strategi Mengajar. Apa yang Harus di Lakukan?

Nining Rihana

          Strategi merupakan gambaran khusus akan prilaku dan tanggapan akan suatu hal yang dilakukan. Hal ini tentu memiliki gambaran akan strategi yang diberikan guru saat mengajar para muridnya. Banyak kejanggalan-kejanggalan yang kita ketahui dalam pengajaran yang mungkin keras, atau kurang baik, membosankan, tidak menggembirakan dan lain-lain. Kita tidak menyalahkan para guru dalam pengajaran mereka, mungkin kita dapat memperbaiki strategi pengajaran agar murid tidak merasa jenuh dan bosan dengan pengajaran yang di berikan. Dalam hal mengajar dan di ajar tentu memiliki hal pandang yang berbeda, dimana banyak yang setuju menggunakan strategi masing-masing untuk mengajar ada juga yang memiliki strategi yang berbeda untuk menyiptakan ruang kelas yang berbeda pula.
   
          Sekarang yang kita bahas, bagaimana menjadikan setrategi mengajar kita menjadi menarik dan yang paling di tunggu-tunggu oleh murid-murid kita? Strategi yang baik yang harus sesuai dengan penguasaan anak didik serta kecakapan akan pablik spiking itu yang menjadi tolak ukur dalam pengajaran. Dimana terkadang guru kurang memiliki pablik spiking yang baik sehingga kelas yang di ajar mereka kurang menyukai dan terkesan bosan dengan apa yang disampaikan. Selain penguasaan kelas tentu ada selingan saat pembelajaran, seperti ada hal yang lucu yang mereka bahas sehingga kelas ramai akan percakapan. Terkadang murid lebih menyukai bila mana guru bercerita akan pengalaman mereka, sehingga murid terinspirasi untuk dapat meniru atau memiliki sikap yang baik dan membangun dari motivasi yang guru mereka buat. Ini yang dapat menjadikan murid tidak terlalu suntuk akan pembelajaran di dalam kelas.

       Untuk memperbaiki strategi bagi pendidik, pendidik harus memiliki pandangan jangka panjang. Kenapa bisa demikian? Untuk mengajarkan seorang murid harusnya guru dapat membuat murid tersebut tidak terpaku oleh buku saja tetapi harus dapat menjadi pengacu penganalisisan dan murid dapat mencari pengetahuan yang lain dari berbagai literature. Sehingga murid memiliki kemampuan yang baik dalam penguasaan pembelajaran mereka. Terima kasih semoga bermanfaat.

Peningkatan Kualitas Tenaga kerja Melalui BLK

Alfi Setiani

Bukan saja ilmu pengetahuan dan teknologi yang senantiasa berkembang, namun bidang ekonomi dan perdagangan juga senantiasa berkembang. Dengan perkembanganya yang pesat seperti itu sudah tentu akan mempengaruhi jumlah tenaga keja yang dibutuhkan. Tenaga kerja yang dibutuhkan haruslah mempunyai standard an kualitas yang baik yang memiliki kompetensi yang tinggi agar dapat bersaing di pasar nasional, regional maupun internasional. Indonesia merupakan salah satu Negara yang memiliki permasalahan mengenai angka penganggurn yng tinggi, sejalan dengan semakin banyaknya jumlah lulusan satuan pendidikan yang tidak sebanding dengan banyaknya lapangan pekerjaan yang tersedia. Pemerintah sudah melakukan berbagai cara untuk menanggulangi masalah pengangguran ini, salah satunya adalah dengan adanya Balai Latihan Kerja (BLK) yang merupakan suatu pendidikan nonformal untuk pelatihan kerja yang khususnya diperuntukan untuk masyarakat yang memiliki tingkat pendidikan setara dengan SMP dan SMA yang tidak mampu melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Melalui BLK diharapkan dapat mengembangkan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan, keterampilan dan etos kerja produktif yang baik. BLK semakin diminati karena dengan kurikulum dn program yang disediakan dapat menarik minat masyarakat. Namun sampai sekarang BLK masih belum dapat memenuhi kebutuhan pasar dikarenakan program pelatihanya yang masih bersifat konvensional dan belum berbasis kompetensi (CBT). Untuk meningkatkan sumber daya manusia dan untuk memenuhi kebutuhan pasar, BLK direvitalisasi baik system, metode, program, sarana dan prasarana juga SDM-nya guna menjadikan BLK sebagai lembaga yang kredibel, acceptable dan mandiri. Program yang harus diubah juga harus menerapkan program pelatihan yang berbasis kompetensi (CBT) dengan program ini diharapkan BLK mampu memciptakan sumber daya manusia yang mampu bersaing di dunia kerja.
Diharapkan akan semakin banyak perusahaan atau industry yang akan menerima lulusan dari BLK sebagai pekerjanya. Sebagai lembaga yang memiliki peran sangat strategis untuk peningkatan kompetensi pencari kerja, BLK haruslah juga memiliki hubungan kemitraan yang baik dengan industry dan lembaga internasional, agar dapat memberikan informasi mengenai kemajuan teknologi yang akan berdampak pada kebutuhan keterampilan. Pemerintah juga berusaha mengintegrasikan sistem pendidikan nasional dengan sistem ketenagakerjaan nasional dengan mengembangkan kurikulum yang berbasis kompetensi sesuai dengan kebutuhan dunia kerja. Dengan adanya usaha ini, diharapkan dapat menghasilkan kualitas sumber daya manusia yang dapat memenuhi kualifikasi dan persyaratan yang dibutuhkan dunia usaha atau untuk berwirausaha secara mandiri


Perbedaan Sekolah di Dalam Negeri dengan Sekolah di Luar Negeri

Nining Rihana

“Indonesia merah darahku, putih tulangku bersatu dalam semangatku. Gebyar-gebyar di langit jingga” hehe. Maaf ya nyanyi dulu biyar semangat membaca artikel ini. Pengetahuan dari satu tempat ketempat yang lain, dari satu daerah bahkan satu kota bahkan lagi satu Negara itu berbeda. Kenapa bisa demikian? Dikarnakan sistem pendidikannya sudah berbeda apalagi anak didiknya pasti berbeda pula. Kalau membicarakan tentang “perbedaan” pasti ada banyak perbedaan antara sekolah di dalam negeri dengan sekolah di luar negeri. Adapun perbedaan yang dapat kita ketahui sebagai berikut:
1.    Cara mengajar
“Quality Time” merupakan waktu yang samgat berharga bagi pendidik dimana mereka benar-benar mengedepankan pengetahuan yang harus pendidik berikan kepada peserta didik di sekolahan. Ungkapan inipun dapat dibedakan dari kemampuan individu para siswa di luar negeri ataupun didalam negeri. Bila didalam negeri waktu yang digunakan dalam pembelajaran belum dapat dimaksimalkan dengan baik, berbeda dengan pendidikan di luar negeri dimana, waktu dalam pembelajaran memang sangat khusus untuk memberikan pengetahuan dan siswa disana dituntut untuk mengerti menghafal dan memahami.

2.    Sistem pembelajaran
Sistem pembelajaran di dalam negeri dapat kita pahami sendiri, dimana di dalam negeri kita materi yang kita pembelajari sudah lengkap tetapi cara mengajarnya yang masih biasa-biasa saja. Sehingga keterbukaan pemikiran anak masih rendah dan sulit untuk berkembang. Berbeda dengan luar negeri yang mana, guru atau pendidik disana itu memiliki kewajiban sepenuhnya menciptakan kemampuan per murid agar dapat mengetahui dan menguasai materi yang di ajarkan. Ini yang berbeda dengan Negara kita tercinta. Untuk itu peran pendidik sangat penting bagi perkembangan siswa.

3.    Pengetahuan
Di Negara kita tercinta pengetahuan yang di peroleh dari siswa adalah pengetahuan dari guru saja. Masih belum memiliki minat untuk mengetahui pengetahuan selain yang di ajarkan oleh guru. Jadi pengetahuan yang diberikan oleh murid secara terus menerus tanpa membantu murid untuk berkembang mrngakibatkan murid tidak dapat memiliki pemikiran yang berkembang pula. Berbeda dengan luar negeri, dimana siswa disana harus berperan aktif dalam pembelajaran baik didalam ataupun diluar kelas. Jadi perbedaan ini, memiliki reting yang sangat sepesifik.

4.    Pengamalan dalam masyarakat
Pengamalan ilmu yang didapat serta sangsi yang didapatpun berbeda antara dalam negeri dan luar negeri. Di dalam negeri karakter di masyarakat bila jelek orang tua yang akan bertanggung jawab. Tetapi di dalam negeri berbeda dimana karakter jelek bukan orang tuanya tetapi guru yang mengajarkan kepada muridnya yang dihukum. Dengan adanya hukuman ini pendidik lebih waspada dan mendidik lebih ketat. Inipun yang masih kurang di dalam negeri kita, sehingga masih perlu perbaikan pendidikan di Negara kita tercinta ini.

5.    Peran guru dikehidupan siswa dan Tanggung jawab pendidik
Guru tentu berperan penting bagi siswa mereka. Dari dalam ataupun luar sekolah. Tanggung jawab yang diberikanpun harus memadahi dengan apa yang sudah mereka ajarkan kepeserta didik sehingga dapat di praktekan dimasyarakat. Didalam kita sudah menilai cukup baik peran guru dalam mengajar tapi mungkin berbeda kualitas serta peran dalam masyarakat khusus pada karakteristik kurang memperbaiki sikap dan belum ada ketegasan akan hal itu. Berbeda dengan luar kehidupan siswa di dalam atau di luar sekolah guru yang bertanggung jawab bukan orang tua. Jadi perbedaan ini siknifikan dan Negara kita masih jauh tertinggal dalm bidang pendidikan ilmu pengetahuannya.
Didalam artikel ini, tidak menjelek-jelekan pendidikan kita yah. Karna artikel ini hanya memberikan gambaran saja, dimana kita harus dapat membangun Negara kita menjadi lebih baik. Terima kasih semoga bermanfaat.