Monday, December 29, 2014

“Budaya” Ganti Kurikulum



Imam Bustanul Arifin

Dengan berjalannya pendidikan, kurikulum indonesia kerapkali berganti, tercatat dari zaman proklamasi, kurikulum pendidikan sudah berganti 11 kali. Diantaranya Kurikulum 1947, Kurikulum 1952, Kurikulum 1964, Kurikulum 1968, Kurikulum 1975, Kurikulum 1984 (Kurikulum CBSA), Kurikulum 1994, Kurikulum 2004 (KBK), Kurikulum 2006 (KTSP), Kurikulum 2013 dan yang terbaru dari kurikulum 2013 dikembalikan lagi ke kurikulum KTSP. Dari berbagai macam pergantian tersebut bagi sebagian kalangan merupakan sesuatu yang wajar mengingat dunia selalu mengalami perubahan, dunia selalu mengalami mobilitas, terutama dikarenakan pendidikan sangat erat kaitannya dengan dunia ekonomi, teknologi, sosial dan budaya yang selalu berubah-ubah.
            Kurikulum memang selalu mengalami perubahan dengan dasar alibi bahwa menyesuaikan dengan kondisi keadaan masyarakat, namun dari situ bisa timbul suatu permasalahan. Dengan sering gonta-gantinya kurikulum mampukan dunia pendidikan kita menyesuaikannya? Mampukan komponen-komponen pendidikan kita menyesuaikan diri dengan tuntutan kurikulum? Mampukah siswa menyesuaikan? Mampukah guru menyesuaikan?
            Dalam sejarah terakhir, salah satu faktor kegagalan kurikulum KTSP adalah kurangnya kemampuan guru dalam membuat rencana penbelajaran, seperti RPP, dan silabus. Hal yang sama juga terulang di kurikulum 2013, yaitu komponen-komponen pendidikan belum siap mengikuti perubahan kurikulum, tercatat guru masih belum siap mengembangkan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran, kurangnya media pembelajaran, dan rendahnya kemampuan guru dalam pelaksanaannya. Jadi masih layakkah kurikulum di otak-atik jika kemampuan gurunya masih seperti itu ?

No comments:

Post a Comment