Tuesday, December 9, 2014

Belajar Karakter dari Kartun Upin dan Ipin

Rohmat Mufhlikhul Huda



Pendidikan karakter bukanlah hal yang selalu diidentikkan dengan pembelajaran yang diberikan oleh guru kepada muridnya selama berada didalam kelas. Akan tetapi seseorang dapat belajar karakter dari beberapa hal yang mungkin tidak disadari telah memberikan pengaruh besar terhadap pembentukan karakternya sendiri. Beberapa hal tersebut bisa berasal dari mana saja, bukan hanya dari buku, dari tokoh, dari internet, dari guru, namun belajar karakter bisa didapat dari menonton sebuah acara televisi.
Menonton televisi??? pembaca mungkin bertanya-tanya dan berfikiran kenapa dengan menonton televisi kita dapat belajar karakter? Bukankah televisi memberikan banyak pengaruh yang kurang positif alias lebih banyak memberikan dampak negatifnya !!!.  Pikiran para pembaca semua memang tidak salah, namun disini saya tidak menitik beratkan pada semua acara televisi akan tetapi saya lebih fokus pada acara televisi yaitu Kartun.
Entah disadari atau tidak, Film kartun adalah sebuah tayangan yang dari dulu hingga sekarang dapat menyedot banyak penonton apalagi kalangan anak-anak. Mungkin karena hal itulah, yang menjadikan sebuah rumah produksi yang berada di Malaysia yaitu Let’s Copaque, memproduksi serial kartun yang sangat populer di Malaysia maupun di Indonesia yaitu Upin & Ipin. Ya, kepopuleran serial upin dan ipin sangat luar biasa, hal tersebut dapat terlihat dari antusias masayarakat Indonesia dalam membuat beragam acesoris yang berhubungan dengan Upin & Ipin, seperti halnya tas sekolah, baju, peralatan tulis, hingga sepatu. Namun diluar dari kepopuleran kartun Upin dan Ipin ini, sebetulnya ada beberapa yang perlu kita cermati dari kartun ini.
Serial kartun Upin dan Ipin tidak hanya sebuah tontonan Film kartun, namun di dalam setiap serial yang di keluarkan mengandung banyak nilai karakter yang terdapat didalamnya. Contoh saja ketika episode pementasan drama di sekolah, ketika itu jarjit menjadi seorang pengembala biri-biri, upin dan ipin menjadi seorang petani, mail menjadi seekor serigala. Suatu saat Jarjit merasa bosan dengan pekerjan yang hanya mengembala, oleh karena itu dia ingin mencari sedikit hiburan, tidak berapa lama datanglah dua orang petani yaitu upin dan ipin. Sang pengembala tersebut berteriak berpura-berpura seolah-olah biri-birinya dimakan oleh serigala. Akhirnya kedua petani (upin-ipin) tersebut sontak langsung menghampirinya dan berniat memberi bantuan. Akan tetapi sesampainya petani tersebut dihadapan pengembala, pengembala tersebut malah ketawa dan merasa puas telah mengerjai kedua petani tersebut. Hal tersebut diulang-ulang oleh pengembala itu, hingga pada kejadian yang ketiga pengembala berteriak-teriak meminta pertolongan seperti halnya kejadian yang pertama dan kedua, akan tetapi kedua petani tersebut tidak mau menolong karena merasa sudah di tipu dua kali.  Teriakan pengembala yang ketiga kalinya tidaklah dibuat-buat, karena biri-biri sang pengembala memang telah dimakan oleh seekor serigala. Setelah kejadian itu kedua petani (upin dan ipin) mendatangi sang pengembala (jajrit), dan mengatakan: “itulah akibat yang akan kamu terima sang pengembala, ketika kamu berkata bohong pada seseorang maka selamanya kamu tidak akan dipercaya oleh orang lain, meskipun engkau berkata jujur sekalipun”.

Dari salah satu episode ini, sudah gamblang dan jelas bahwa serial kartun Upin dan Ipin berniat tidak hanya memberikan hiburan saja akan tetapi juga memberikan nilai-nilai karakter yang terkandung didalamnya. Seperti pada episode diatas, memberikan  nilai karakter “Kejujuran”, dan masih banyak lagi nilai-nilai karakter yang terkandung dalam serial kartun upin dan ipin. Semoga Indonesia juga dapat membuat serial kartun yang tidak hanya memberikan kelucuan dan kehumoran saja, akan tetapi juga memberikan nilai-nilai karakter didalamnya, sehingga anak-anak di Indonesia tidak hanya menonton akan tetapi juga belajar karakter dari apa yang ditontonya.  

1 comment: