Sunday, December 28, 2014

Malangnya Kurikulum-ku

Kiswah Amalia

Mari kita vakum dari Permen 24 2007 terlebih dahulu, karena saya ingin berbagi opini dengan anda semua tentang pembatalan implementasi kurikulum 2013 dahulu. Kaget, lemas, bingung, ingin teriak, kecewa itulah perasaan yang terasa saat saya membaca tentang keputusan meteri pendidikan dasar dan menengan kita Anies Baswedan tentang pembatalan implementasi Kurikulum 2013. Saya hanya membatin, mengapa keputusan pembatalan yang dipilih? Mengapa tidak review ulang dan evaluasi?. Bingung, bercampur sedih, dan penasaran, sebagai mahasiswa  kurikulum dan teknologi pendidikan sudah barang pasti issue yang benar-benar menarik untuk dikaji dan dikembangan sebagain kajian, nah di artikel ini saya ingin membahas alasan apa saja yang menjadi pertimbangan Bapak Anies Baswedan dalam pengambilan keputusan memorium Kurikulum 2013.
Indonesia dicap sebagai negara yang labil dalam menegakkan kebijakan, peraturan berubah seiring dengan shuffle pemimpin, peraturan berpihak kepada yang punya uang dan tahta, peraturan yang sekarang ditegakkan dua atau tiga hari kemudian pasati akan berubah seiring dengan siapa yang pegang tahta dan siapa yang lagi jadi orang kaya, lalu yang rumah saja tak punya mau apa?
Kurikulum 2013, kurikulum yang diterapkan secara prematur, memiliki banyak kekurangan, dan  masih tertatih dalam penerapannya hingga sekarang, kini dipaksakan untuk mati disaat ia sedang mulai merangkak dan menegapkan tubuhnya, belum genap satu tahun penerapannya, tapi sudah dianggap gagal, memang kurikulum ini layaknya kue pukis saat baru saja rasanya sudah tercicipi jika enak ia dianggap sukses dan jika bantet ia dianggap gagal? Kurikulum ini sebuah kebijakan vital di dunia pendidikan, ruh dari pendidikan, butuh waktu yang lama untuk melihat hasil dari prosesnya, jika hanya shuffle kepemimipinan kurikulum ini dibatalkan, lalu apakah dengan shuffle kepemimpinan juga seorang akan bertahan menghirup udara atau mati berdiri? Indonesia, segeralah menjadi negara yang tau diri dan realistis, kamu ini punya banyak sumder daya, kamu ini kaya, kamu  ini punya segalanya, olahlah semua kepunyaanmu sendiri dan jadikan sumber daya manusiamu menjadi manusia hebat nan arif.
Meski kekecewaan membara didalam diri saya, namun saya tetaplah orang dengan relistis tinggi dan pesimisme saya, semoga Indonesia bisa menjadi indonesia madani dengan pendidikanya yang dinahkodai oleh bapak Anies Baswedan. Semangat untuk Bapak Ibu Guru Indonesia semoga engkaupun mampu menjadi manusia hebat nan arif.


No comments:

Post a Comment