Monday, December 29, 2014

Peningkatan Mutu Guru


Imam Bustanul Arifin

Segala sesuatu di dunia ini tidak ada yang abadi, begitupun dengan kurikulum. Kurikulum telah berganti, dengan pergantian kurikulum, maka rencana pembelajaran, pembelajaran dan juga evaluasi pembelajaran juga akan berubah. Contoh sederhana dalam kurikulum 2013 dalam mata pelajaran IPA salah satu metode yang bisa digunakan adalah observasi atau riset. Namun bagi guru Indonesia, siapapun presidennya, siapapun menterinya, siapapun murdinya, apapun kurikulumnya, hanya ada satu metode pakem dalam pendidikan, yaitu metode ceramah.
Dibandingkan metode-metode pendidikan yang lain, metode ceramah merupakan metode yang mungkin bisa dikatakan paling kuno, paling lawas dan paling mudah. Guru hanya perlu berbicara mengenai pembelajaran, tanpa melihat apakah murid akan paham atau tidak. Dalam evaluasipun hampir sama, meskipun dalam panduan kurikulum 2013 ada evaluasi kognitif, afektif dan psikomotor, namun bagi mayoritas guru hanya ada satu model evaluasi pakem, yaitu model evaluasi tes tertulis untuk mengetahui kepahaman siswa.
Tentunya hal –hal seperti inilah yang perlu diperbaiki terlebih dahulu agar bisa memperbaiki kualitas pendidikan, yaitu memperbaiki kualitas guru, merubah mindset guru, memberikan pelatiahan-pelatihan. Tidak mungkin suatu pendidikan di negara akan bisa berjalan dengan optimal jika gurunya tidak berkualitas. Tercatat bahkan hasil UKG guru hanya mencapai 4,5 yang artinya itu masih kalah apabila dibandingakan dengan hasil minimal yang harus diperoleh oleh anak didiknya dalam ujian nasional yang harus 5,5.

No comments:

Post a Comment