Thursday, October 30, 2014

Dari Pendekatan Konvensional ke Saintifik

Ade Romadoni

Mengenai sebuah pendekatan yang ada pada sistem pembelajaran dari waktu kewaktu senantiasa mengalami perubahan. Perubahan tersebut dikarenakan tuntutan pembelajaran dan kebutuhan yang dibutuhkan siswa untuk mengembangkan potensinya belajarnya. Peran pemerintah dari hal ini adalah menciptakan dan membaca sebuah kebutuhan tersebut untuk dituangkan dalam sebuah kurikulum dalam kaitannya untuk mensukseskan sistem pendidikan Indonesia.
Pertama yang kita kenal adalah pendekatan konvensional. Pendekatan ini menitik beratkan pada proses menghafal dan mengasah daya ingat yang tinggi, namun dari segi eksplorasi pengetahuan sangatlah terbatas karena siswa hanya dituntut mahir dalam menghafal. Menghafal sendiri dilihat dari sisi kognitif sangatlah rentan dalam hal lupa, karena otak manusia akan cepat penuh dengan hanya hafalan-hafalan dan ingatan yang telah tertimbun lama untuk dimunculkan kembali membutuhkan pancingan terlebih dahulu. Ingatan yang telah tertimbun dan masuk dalam long term memory terkadang cepat hilang karena sejatinya sulit diingat kembali.
Dari tuntutan zaman yang menuntut perubahan dari segi pendekatan ini lah muncul sebuah pendekatan saintifik yang diimplementasikan dalam kurikulum 2013 saat ini. Pendekatan saintifik selain dapat menjadikan siswa lebih aktif dalam mengkonstruksi pengetahuan dan keterampilannya, juga dapat mendorong siswa untuk melakukan penyelidikan guna menemukan fakta-fakta dari suatu fenomena atau kejadian.
Penerapan pendekatan saintifik/ilmiah dalam pembelajaran menuntut adanya perubahan setting dan bentuk pembelajaran tersendiri yang berbeda dengan pembelajaran konvensional. Beberapa metode pembelajaran yang dipandang sejalan dengan prinsip-prinsip pendekatan saintifik/ilmiah, antara lain metode: (1) Problem Based Learning; (2) Project Based Learning; (3) Inkuiri/Inkuiri Sosial; dan (4) Group Investigation. Metode-metode ini berusaha membelajarkan siswa untuk mengenal masalah, merumuskan masalah, mencari solusi  atau menguji  jawaban sementara atas suatu masalah/pertanyaan dengan melakukan penyelidikan (menemukan fakta-fakta melalui penginderaan), pada akhirnya dapat menarik kesimpulan dan menyajikannya secara lisan maupun tulisan.

Tampaknya pendekatan saintifik/ilmiah dalam pembelajaran sangat mungkin untuk diberikan mulai pada usia tahapan dini. Itu semua sudah diperhitungkan dengan berbagai pertimbangan mulai dari sisi kesiapan perserta didik. Tentu saja, harus dilakukan secara bertahap, dimulai dari penggunaan hipotesis dan berfikir abstrak yang sederhana, kemudian seiring dengan perkembangan kemampuan berfikirnya dapat ditingkatkan dengan menggunakan hipotesis dan berfikir abstrak yang lebih kompleks. Sementara itu, Kemendikbud (2013) memberikan konsepsi tersendiri  bahwa pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran didalamnya mencakup komponen: mengamati, menanya, mencoba, mengolah, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta. Komponen-komponen tersebut seyogyanya  dapat dimunculkan dalam setiap praktik pembelajaran,  tetapi bukanlah sebuah siklus pembelajaran

No comments:

Post a Comment