Thursday, October 30, 2014

Pembelajaran Yang Berpusat Pada Siswa, Why not?

Ade Romadoni

Pertanyaan pertama yang kemudian muncul adalah pendekatan pembelajaran apakah yang ada dikelasmu? Berpusat pada guru (teacher-centered)? Ataukah berpusat pada siswa (student-centered)? Sebenarnya itu tidak masalah apakah pendekatan pembelajaran yang dilakukan oleh guru berpusat pada siswa ataukah berpusat pada guru. Maksudnya, ini tergantung materi apa yang sedang guru ajarkan kepada anda. Karakteristik konten (materi ajar) sangat berpengaruh pada penggunaan metode atau model pembelajaran yang digunakan. Nah, kemudian hal apa yang merubah paradigma yang ada sekarang ini yang tadinya hanya ada paradigma teacher-centered tapi kemudian muncul paradigma baru yaitu student-centered.
Pengaruh teori pembelajaran kognitif yang cukup luas, penelitian-penelitian yang mengkaji pemikiran para pakar, dan kritik-kritik terhadap pembelajaran yang terlalu berpusat pada guru pada akhirnya melahirkan upaya-upaya untuk menekankan peran siswa dalam pembelajaran. Penekanan ini mengharuskan guru untuk merancang aktivitas-aktivitas pembelajaran di mana siswa memiliki tanggungjawab yang lebih besar terhadap pembelajaran mereka sendiri dan berinterksi dengan yang lain selama mempelajari konten baru. Ilmu pengetahuan dan teknologi (termasuk teknologi informasi) telah dan terus berkembang dengan  pesatnya. Namun demikian masih terdapat kelambanan dalam penyesuaian terhadap perkembangan tadi, yaitu perubahan proses pembelajaran. Metode pembelajaran “I lecture, you listen” masih mewarnai pendidikan di semua jenjang pendidikan. Guru hanya dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi, sementara itu para siswa hanya duduk mendengarkan ceramahnya, kemudian akan menimbulakan para siswa menunjukkan sikap apatis dan tidak tertarik terhadap proses pembelajaran. Lebih dari itu, kemampuan konseptualisasi sebagian besar siswa bersifat terbatas karena mereka belajar dalam struktur dan pengarahan yang kaku.

Pada hakekatnya para siswa adalah sekelompok manusia yang beranjak dewasa dengan berbagai macam perubahan fisik, sosial dan psikologik. Dalam konteks pembelajaran berpusat pada siswa, “spoon- feeding” untuk para siswa tidak lagi sesuai karena membuat proses pembelajaran lamban dan siswa tidak memiliki peluang untuk memilih menu yang sesuai. Kelambanan proses pembelajaran yang terjadi di dalam paradigma Student-centered akan menyebabkan peserta didik selalu tertinggal di belakang, tidak dapat segera menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman. Untuk mengatasi kelambanan dan ketertinggalan tadi maka proses pembelajaran perlu diubah, dari one-way traffic menjadi two-way traffic dan interaktif. Dengan pembelajaran interaktif para siswa diajak bersama-sama secara aktif untuk mencari, menemukan, mengolah, membangun dan memaknai ilmu pengetahuan yang diminatinya. Itu lah mengapa student-centered muncul sebagai paradigma baru dalam sistem pendidikan yang ada pada saat ini.

No comments:

Post a Comment