Friday, October 3, 2014

Kurikulum tematik solusi atau beban?

Alimi

Pembelajaran tematik berasal dari kata integrated teaching and learning atau integrated curriculum approach yang konsepnya telah lama dikemukakan oleh Jhon dewey sebagai usaha mengintegrasikan perkembangan dan pertumbuhan siswa dan kemampuan perkembangannya ( Beans, 1993 ; udin sa’ud dkk, 2006 ). Pembelajaran tematik merupakan suatu pendekatan dalam pembelajaran dan suatu proses untuk mengaitkan juga memadukan materi ajar dalam suatu mata pelajaran atau antar mata pelajaran dengan semua aspek perkembangan anak, serta kebutuhan dan tuntutan lingkungan sosial keluarga.
Kurikulum 2013 atau kurikulum Tematik yang sekarang mulai di implementasikan di dunia pendidikan Indonesia, digadang-gadang mampu untuk memberikan kontribusi yang signifikan dalam perkembangan pendidikan. Namun pada kenyataannya banyak ditemui berbagai masalah dalam penerapan kurikulum ini, mulai dari kurangnya sosialisasi terhadap para pengajar maupun siswa, kebijakan perubahan kurikulum yang bersifat mendadak dan tergesa-gesa, sampai pada hal yang lebih detail mengenai pendistribusian buku tematik sebagai sumber bahan ajar siswa yang terlambat atau bahkan tersebar belum merata ke seluruh lapisan pendidikan. Dalam kurikulum tematik ini peran seorang guru menjadi berkurang karena pada dasarnya siswa harus mampu berkembang dan memecahkan permasalahan sendiri, peran guru hanya sebatas pendamping dan mengarahkan proses belajar siswa.

Hal ini sungguh menjadi buah simalakama bagi dunia pendidikan di Indonesia, di satu sisi bangasa Indonesia ingin memperbaiki sistem pendidikan yang ada melalui perubahan kurikulum yang dinilai sesuai dengan perubahan di masyarakat, namun di sisi lain juga menimbulkan berbagai permasalahan yang mendasar karena butuh penyesuaian seluruh elemen pendidikan dalam mengaplikasikan kurikulum yang baru tersebut. Kerjasama antara pemerintah dan para penyelenggara pendidikan sangat menentukan keberhasilan dari penerapan kurikulum tematik ini, agar nantinya tidak menimbulkan masalah. Namun di balik itu semua satu keunggulan dari penenrapan kurikulum ini adalah siswa lebih aktif dalam mencari materi sumber belajar dan juga menimbulkan kemandirian dalam proses pembelajaran, hal ini yang perlu ditingkatkan dan di sertai dengan evaluasi secara menyeluruh agar seluruh proses yang ada mampu di kendalikan dengan proses yang tertata dan terencana secara sistematis.

No comments:

Post a Comment