Khusnul Roifah
Ujian
Nasional, ibarat sudah menjadi momok yang menyeramkan bagi setiap siswa yang
akan menghadapi kelulusan. Ujian Nasional adalah salah satu syarat terbesar
untuk kelulusan siswa, walaupun masih ditambahkan dengan nilai rapor. Siswa
yang akan menghadapi Ujian Nasional biasanya mendapat perlakuan khusus oleh
pihak sekolah. Menjelang detik-detik Ujian Nasional, biasanya siswa mendapatkan
jam pelajaran tambahan untuk mata pelajaran yang akan diujikan. Ketika saya
kelas XII SMK, sekolah telah menyusun jadwal jam pelajaran tambahan untuk mata
pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris dan mata pelajaran kejuruan.
Jam pelajaran tambahan dilakukan setelah jam sekolah usai.
Siswa
yang akan menempuh Ujian Nasional seperti di drill.Mereka diberi soal-soal latihan ujian, lalu sekolah
mengadakan Try Out, mendapatkan jam
pelajaran tambahan. Tujuannya tidak lain yaitu untuk menyiapkan siswa ketika
akan menghadapi soal ujian dan kemudian akan mendapatkan predikat lulus. Semua
guru hampir setiap hari memberikan kata-kata motivasi untuk siswa yang akan
menghadapi Ujian Nasional.
Ujuan
Nasional, dua kata yang berhasil menyita perhatian semua pihak. Mulai dari
siswa, biasanya siswa yang akan bertemu dengan Ujian Nasional akan tekun untuk
belajar. Kemudian orang tua siswa, mereka menjadi rajin untuk mendoakan anaknya
dan akan memasukkan anaknya ke bimbingan belajar untuk mempersiapkan anaknya
ketika akan menghadapi ujian. Menjelang Ujian Nasional, bimbingan belajar
menjadi ramai dengan penerimaan peserta baru. Tidak jarang bimbingan belajar
tersebut menyajikan cara-cara instan untuk bisa mengerjakan soal ujian. Hal-hal
seperti inilah yang akan mengubah mainset
siswa bahwa yang penting adalah mendapatkan predikat lulus. Masalah
memahami materi menjadi nomor sekian. Lalu guru-guru di sekolah, menjadi sering
memberikan motivasi kepada siswa. Pihak sekolah menyusun jam pelajaran tambahan
dan jadwal Try Out untuk siswa yang
akan menghadapi ujian.
Tidak
jarang siswa merasa tertekan dengan semakin mendekatnya hari H. Ada persyaratan
kelulusan bagi siswa yakni siswa harus mendapatkan nilai sekian untuk
mendapatkan predikat lulus. Ketika hari H, siswa dihantui dengan pengawas yang
berasal dari sekolah lain. Belum lagi isu kebocoran soal Ujian Nasional yang
dilakukan oleh oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab. Kemudian
pendistribusian soal yang mengalami masalah di berbagai daerah.
Siswa
seakan-akan mendapatkan guncangan yang amat dahsyat dan bertubi-tubi. Mereka
sudah mempersiapka diri untuk mengahadapi ujian, kemudian ditambah dengan
persyaratan nilai yang harus mereka tempuh, masih ditambah isu kebocoran kunci
jawaban ujian, lalu masih ditambah lagi dengn pendistribusian soal yang
mengalami masalahh.
Masih
bisakah menjadikan Ujian Nasional sebagai salah satu syarat penentu kelulusan?
Melihat berbagai kasus kecurangan dalam ujian nasional. Seolah-olah selama tiga
tahun belajar, nyawa siswa berada ditangan Ujian Nasional. Ilmu yang mereka
dapat selama tiga tahun belajar, seolah-olah hasilnya akan berada pada 50 soal
ujian. 50 soal ujian tersebut ibaratkan gambaran ilmu yang mereka dapatkan.
Sistem penentu kelulusan siswa harus dipikirkan matang-matang oleh pemerintah
agar tujuan Sistem Pendidikan di Indonesia tercapai.
No comments:
Post a Comment