Kiswah Amalia
Mari kita vakum dari
Permen 24 2007 terlebih dahulu, karena saya ingin berbagi opini dengan anda
semua tentang pembatalan implementasi kurikulum 2013 dahulu. Kaget, lemas,
bingung, ingin teriak, kecewa itulah perasaan yang terasa saat saya membaca
tentang keputusan meteri pendidikan dasar dan menengan kita Anies Baswedan
tentang pembatalan implementasi Kurikulum 2013. Saya hanya membatin, mengapa
keputusan pembatalan yang dipilih? Mengapa tidak review ulang dan evaluasi?.
Bingung, bercampur sedih, dan penasaran, sebagai mahasiswa kurikulum dan teknologi pendidikan sudah
barang pasti issue yang benar-benar menarik untuk dikaji dan dikembangan
sebagain kajian, nah di artikel ini saya ingin membahas alasan apa saja yang
menjadi pertimbangan Bapak Anies Baswedan dalam pengambilan keputusan memorium
Kurikulum 2013.
Indonesia dicap
sebagai negara yang labil dalam menegakkan kebijakan, peraturan berubah seiring
dengan shuffle pemimpin, peraturan berpihak kepada yang punya uang dan tahta, peraturan
yang sekarang ditegakkan dua atau tiga hari kemudian pasati akan berubah seiring dengan
siapa yang pegang tahta dan siapa yang lagi jadi orang kaya, lalu yang rumah
saja tak punya mau apa?
Kurikulum 2013,
kurikulum yang diterapkan secara prematur, memiliki banyak kekurangan, dan masih tertatih dalam penerapannya hingga
sekarang, kini dipaksakan untuk mati disaat ia sedang mulai merangkak dan
menegapkan tubuhnya, belum genap satu tahun penerapannya, tapi sudah dianggap
gagal, memang kurikulum ini layaknya kue pukis saat baru saja rasanya sudah
tercicipi jika enak ia dianggap sukses dan jika bantet ia dianggap gagal?
Kurikulum ini sebuah kebijakan vital di dunia pendidikan, ruh dari
pendidikan, butuh waktu yang lama untuk melihat hasil dari prosesnya, jika
hanya shuffle kepemimipinan kurikulum ini dibatalkan, lalu apakah dengan
shuffle kepemimpinan juga seorang akan bertahan menghirup udara atau mati
berdiri? Indonesia, segeralah menjadi negara yang tau diri dan realistis, kamu
ini punya banyak sumder daya, kamu ini kaya, kamu ini punya segalanya, olahlah semua
kepunyaanmu sendiri dan jadikan sumber daya manusiamu menjadi manusia hebat nan
arif.
Meski kekecewaan
membara didalam diri saya, namun saya tetaplah orang dengan relistis tinggi dan
pesimisme saya, semoga Indonesia bisa menjadi indonesia madani dengan
pendidikanya yang dinahkodai oleh bapak Anies Baswedan. Semangat untuk Bapak
Ibu Guru Indonesia semoga engkaupun mampu menjadi manusia hebat nan arif.
No comments:
Post a Comment