Adidtia Ari Kuncoro
Salah satu tujuan pendidikan
adalah menyiapkan generasi penerus bangsa yang memiliki kompetensi sehingga
mampu bersaing di dunia nyata. Kompetensi yang dimaksud yaitu kompetensi di
bidang ilmu pengetahuan, keterampilan dan sosial. Kompetensi sosial merupakan
hal yang penting untuk dimiliki oleh setiap individu karena setiap manusia
tentu tidak bisa lepas dari kegiatan interaksi dengan masyarakat.
Dalam
tataran praktikal, mendidikkan nilai toleransi dapat dilakukan dengan dua
bentuk. Pertama, mendidikkan nilai toleransi pada suatu mata
pelajaran tertentu (subject matter), dan kedua, mendidikkan
nilai toleransi pada seluruh program dan proses pembelajaran.
Salah satu pendekatan yang digunakan dalam mendidikkan
nilai toleransi adalah pendekatan klarifikasi nilai. Pendekatan ini muncul dari
psikologi humanistik dan gerakan humanisme dalam pendidikan sebagai upaya untuk
mengimplementasikan ide-ide dan teori Gordon Alport, Abraham Maslow, Carl
Rogers, dan lain-lain. Fokus utama pendekatan ini adalah untuk membantu peserta
didik menggunakan penalaran rasional dan kesadaran emosional untuk menguji
pola-pola perilaku personal dan mengklarifikasi serta mengaktualisasikan
nilai-nilai mereka sendiri.
Pendekatan ini berangkat dari asumsi bahwa generasi
muda dewas ini hidup dalam satu dunia baru dan complicated, yang
sering kali dibingungkan oleh berbagai perspektif nilai, sehingga sering kali
mengakibatkan terjadinya krisis moral dan kepribadian. Untuk menyelamatkan
generasi muda dari krisis tersebut, maka klarifikasi nilai memusatkan
pendidikannya pada valuing proses
yang menstimulasi anak didik untuk berfikir dan mengklarifikasi nilai yang
dianutnya.
Sasaran yang ingin dicapai dari peserta didik setelah
mendapat pembelajaran tentang nilai-nilai toleransi adalah:
1. Peserta
didik mampu mengendalikan emosi
2. Peserta
didik menjadi individu yang penyabar
3. Peserta
didik mampu menjalani kehidupan ’di bawah tekanan’ (under stress)
4. Peserta
didik mampu mengatasi kesulitan yang dihadapi
5. Peserta
didik mampu mengakomodasi perbedaan sudut pandang, dan
6. Peserta didik mampu menjadi individu yang mudah
memaafkan.
No comments:
Post a Comment