Rohmat Mufhlikhul Huda
Pendidikan karakter bukanlah hal yang selalu diidentikkan dengan
pembelajaran yang diberikan oleh guru kepada muridnya selama berada didalam
kelas. Akan tetapi seseorang dapat belajar karakter dari beberapa hal
yang mungkin tidak disadari telah memberikan pengaruh besar terhadap
pembentukan karakternya sendiri. Beberapa hal tersebut bisa berasal dari mana
saja, bukan hanya dari buku, dari tokoh, dari internet, dari guru, namun belajar
karakter bisa didapat dari menonton sebuah acara televisi.
Menonton televisi??? pembaca mungkin
bertanya-tanya dan berfikiran kenapa dengan menonton televisi kita dapat belajar
karakter? Bukankah televisi memberikan banyak pengaruh yang kurang positif
alias lebih banyak memberikan dampak negatifnya !!!. Pikiran para pembaca semua memang tidak
salah, namun disini saya tidak menitik beratkan pada semua acara televisi akan
tetapi saya lebih fokus pada acara televisi yaitu Kartun.
Entah
disadari atau tidak, Film kartun adalah sebuah tayangan yang dari dulu hingga
sekarang dapat menyedot banyak penonton apalagi kalangan anak-anak. Mungkin
karena hal itulah, yang menjadikan sebuah rumah produksi yang berada di
Malaysia yaitu Let’s Copaque, memproduksi serial kartun yang sangat populer di
Malaysia maupun di Indonesia yaitu Upin & Ipin. Ya, kepopuleran serial upin
dan ipin sangat luar biasa, hal tersebut dapat terlihat dari antusias
masayarakat Indonesia dalam membuat beragam acesoris yang berhubungan dengan
Upin & Ipin, seperti halnya tas sekolah, baju, peralatan tulis, hingga
sepatu. Namun diluar dari kepopuleran kartun Upin dan Ipin ini, sebetulnya ada beberapa
yang perlu kita cermati dari kartun ini.
Serial
kartun Upin dan Ipin tidak hanya sebuah tontonan Film kartun, namun di dalam
setiap serial yang di keluarkan mengandung banyak nilai karakter yang terdapat
didalamnya. Contoh saja ketika episode pementasan drama di sekolah, ketika itu
jarjit menjadi seorang pengembala biri-biri, upin dan ipin menjadi seorang
petani, mail menjadi seekor serigala. Suatu saat Jarjit merasa bosan dengan
pekerjan yang hanya mengembala, oleh karena itu dia ingin mencari sedikit
hiburan, tidak berapa lama datanglah dua orang petani yaitu upin dan ipin. Sang
pengembala tersebut berteriak berpura-berpura seolah-olah biri-birinya dimakan
oleh serigala. Akhirnya kedua petani (upin-ipin) tersebut sontak langsung
menghampirinya dan berniat memberi bantuan. Akan tetapi sesampainya petani
tersebut dihadapan pengembala, pengembala tersebut malah ketawa dan merasa puas
telah mengerjai kedua petani tersebut. Hal tersebut diulang-ulang oleh
pengembala itu, hingga pada kejadian yang ketiga pengembala berteriak-teriak meminta
pertolongan seperti halnya kejadian yang pertama dan kedua, akan tetapi kedua
petani tersebut tidak mau menolong karena merasa sudah di tipu dua kali. Teriakan pengembala yang ketiga kalinya
tidaklah dibuat-buat, karena biri-biri sang pengembala memang telah dimakan
oleh seekor serigala. Setelah kejadian itu kedua petani (upin dan ipin)
mendatangi sang pengembala (jajrit), dan mengatakan: “itulah akibat yang akan
kamu terima sang pengembala, ketika kamu berkata bohong pada seseorang maka
selamanya kamu tidak akan dipercaya oleh orang lain, meskipun engkau berkata
jujur sekalipun”.
Dari
salah satu episode ini, sudah gamblang dan jelas bahwa serial kartun Upin dan
Ipin berniat tidak hanya memberikan hiburan saja akan tetapi juga memberikan
nilai-nilai karakter yang terkandung didalamnya. Seperti pada episode diatas,
memberikan nilai karakter “Kejujuran”,
dan masih banyak lagi nilai-nilai karakter yang terkandung dalam serial kartun
upin dan ipin. Semoga Indonesia juga dapat membuat serial kartun yang tidak
hanya memberikan kelucuan dan kehumoran saja, akan tetapi juga memberikan
nilai-nilai karakter didalamnya, sehingga anak-anak di Indonesia tidak hanya
menonton akan tetapi juga belajar karakter dari apa yang ditontonya.
Nice and good writing. Salam from Malaysia
ReplyDelete