Friday, January 2, 2015

Seragam ahmad rifai

                                                                         Seragam
                                                                       ahmad rifai
Sekolah, sekolah adalah Sebuah tempat yang kita kenal sejak kita berumur kurang lebih enam tahunan, sekolah telah mengenalkan sebuah kata baru yaitu ruang kelas. Setelah itu mungkin barulah kita tahu tentang bangku/kursi, meja belajar, papan tulis, guru dan teman. Ruang kelaspun kemudian menjadi pusat aktivitas dalam bersekolah dimana komunikasi antara guru dengan siswa, sesama siswa, maupun siswa dengan benda-benda di sekitarnya terjadi. Belajar adalah aktivitas yang dilakukan berulang-ulang dari hari ke hari, yang penuh dengan penyeragaman dan kesepakatan-kesepakatan yang disebut aturan. Akan tetapi pertanyaannya, apakah didalam ruang kelas siswa benar-benar belajar? Bagi anak yang sebelumnya tidak pernah mengenakan seragam baru menjadi hal yang menyenangkan karena ada kebanggaan tersendiri. Akan tetapi tidak ada anak yang bertanya mengapa mengenakan seragam, dan mengapa anak sekolah harus diseragamkan. Bukankah tanpa seragam proses bersekolah dan melangsungkan kegiatan pendidikan tetap akan berjalan dengan baik.Menurut saya disinilah letak pembatasan pertama kali terjadi di sekolah sebab keberagaman yang dimiliki oleh setiap anak kemudian diseragamkan walaupun hanya dalam tataran berpakaian.

Bagaimana sekolah tidak disebut dengan penjara jika didalamnya banyak aturan yang harus dipatuhi. Sebagi contohnya yaitu dalam hal berpakaian, disekolah seragam sebenarnya dilekati oleh aturan yang harus ditaati oleh siswa, yang kalau dilanggar mendapat hukuman. Misalnya, kemeja/baju harus dimasukan, wajib pakai topi, atau wajib pakai dasi. Jika aturan-aturan ini mengacu pada persoalan moralitas seperti kerapian siswa tapi bukan pada pencerdasan siswa, seberapa besar kontribusi penyeragaman terhadap moralitas siswa ketika sebagian besar siswa kita tidak berpakaian rapi sebagaimana mestinya? Seberapa besar pula pengaruh penyeragaman terhadap pencerdasan siswa?. Posisi seragam sebagai identitas orang-orang terpelajar patutnya tidak hanya berhenti pada tataran simbol belaka. Ketika seragam sekolah menjadi bagian dari Fashion, pendapat seorang guru  yang beranggapan bahwa penyeragaman bertujuan untuk menyamaratakan kelas sosial maka menjadi terbantahkan. Pengelompokan menurut strata ekonomi diakui atau tidak, sudah terjadi di kalangan siswa. Intinya, mengenakan seragam adalah sah sepanjang tidak menjadi bagian penentu cara pandang terhadap strata sosial sehingga inti pelaksanaan pendidikan sebagai tindak pencerdasan anak bangsa terlaksana.

No comments:

Post a Comment