Friday, January 2, 2015

Maju Mundur Kurikulum 2013

Ade Romadoni
Ini ujian berat bagi Anies Baswedan. Debut di kancah perpolitikan nasional membuatnya kurang bisa tidur nyenyak. Bagaimana tidak, pekerjaan rumah yang tidak gampang telah ’’dititipkan’’ pendahulunya, M. Nuh. Pelopor program Indonesia Mengajar itu pun harus memeras otak untuk mematangkan salah satu hajat besar di tubuh kementerian. Apalagi kalau bukan kurikulum 2013 (K-13).
Mendengar dua kata itu, sejurus kemudian beberapa guru tampak mengelus dada, lalu mengerutkan dahi. Perasaan campur aduk begitu menyeruak dalam hati mereka. Ibarat sudah telanjur maju perang, namun amunisi belum memadai. Atau, yang lebih parah, medan tempur belum mereka kuasai. Begitulah kiranya kalau boleh mengasosiasikan dan menggambarkan betapa rumitnya pelaksanaan kurikulum 2013. Perumpamaan lainnya, bagaikan nasi setengah matang yang harus disantap di meja makan, kurikulum 2013 mengakibatkan para guru dan siswa sakit perut. Mereka mengeluh pusing. Kenyataannya memang demikian, tidak mudah.
Kemudian untuk menjawab permasalahan yang ada Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies  Baswedan menggelar acara pertemuan dengan tim evaluasi Kurikulum 2013 (K-13), pada Rabu (3/12) pagi. Pertemuan itu menyimpulkan K-13 tidak akan diterapkan di semua sekolah sebagaimana rencana awal, melainkan dibatasi kepada sekolah-sekolah yang sudah siap saja. Mendikbud akan menyaring kesiapan sekolah berdasarkan sejumlah kriteria. Untuk sekolah-sekolah yang belum siap, mendikbud mengizinkan kembali kepada Kurikulum 2006.
Mendikbud Anies akan membuat sekolah-sekolah prototipe atau sekolah model untuk K-13. Sekolah prototipe terdiri atas sekolah-sekolah yang melaksanakan K-13 pada tahap pertama (tahun 2013), yaitu sebanyak 6.326 sekolah, ditambah dengan sebagian sekolah pelaksana K-13 di tahap kedua (tahun 2014) yang dinilai sudah siap.

Dari keputusan yang telah diambil pastinya ada saja pro dan kontra yang terjadi, namun keputusan mendikbud sebenarnya sama dengan implementasi K-13 pada tahap pertama tahun 2013. Ketika itu, K-13 hanya diterapkan secara terbatas kepada "sekolah inti".

No comments:

Post a Comment