Khusnul Roifah
Tanggal
25 November kemarin, kita telah memperingati hari guru Nasional. Guru, digugu
dan ditiru. Ya seperti itulah gambaran untuk guru kita. Seseorang yang telah
memberikan ilmu kepada kita, mendidik kita dari yang belum tahu materi
pelajaran sampai kita benar-benar paham mengenai materi pelajaran. Sepertinya
ungkapan pahlawan tanpa tanda jasa memang pantas diberikan kepada guru-guru
kita. Melihat tugas-tugasnya yang mulia, membagikan ilmu kepada kita tanpa
mengharapkan imbalan apa-apa.
Pengertian
pendidik menurut Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2003
adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang
sesuai dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan
pendidikan. Itu juga berarti guru adalah sebagai pendidik. Guru tidak hanya
memberikan materi kepada kita, tetapi para guru bertugas dan bertanggung jawab
untuk mendidik siswanya. Guru dibebani tanggung jawab dari orang tua,
masyarakat dan pemerintah. Guru harus mampu mendidik siswa sehingga siswa
memiliki kecakapan tidak hanya dibidang akademik tetapi juga perilakunya
diharapkan akan semakin baik.
Guru mendidik
siswanya dengan penuh kasih sayang dan tanggung jawab. Ia menuntun siswanya
agar bisa menjadi kebanggaan orang tua dan berguna untuk semuanya. Guru
melaksanakan tugasnya dengan penuh tanggung jawab. guru memberikan satu per
satu materi pelajaran, memberikan motivasi kepada kita, menjadi sahabat kita,
mencoba memahami karakter siswa-siswanya. Ya seperti itulah guru,walaupun
pendidik kita adalah orang tua tetapi guru juga memiliki peran penting dalam
tugasnya mendidik kita.
Masih ingakah
kalian dengan guru-guru kalian? Sewaktu saya masih di taman kanak-kanak,
guru-guru saya mengajar saya dengan kasih sayang. Setiap hari guru memberikan
senyuman kepada siswanya, mengajak kita untuk belajar, bermain, berkreasi.
Tidak jarang ada guru yang bersikap galak dan tegas terhadap siswanya. Sehingga
guru tersebut diberi julukan sebagai guru killer.
Namun, dengan ke galakannya, dengan sifatnya yang tegas itu adalah salah
satu cara untuk mendidik kita. Pernah ketika saya duduk di bangku SMP, guru
saya menampar teman saya karena dia berbicara tidak sopan terhadap guru.
Perbuatan guru yang berani menampar siswanya pasti ada alasannya. Guru tidak
mau jika kelak siswanya akan menjadi pribadi yang tidak bisa menghormati orang
lain, terutama orang yang lebih tua darinya.
Dengan
tugas-tugasnya yang mulia, dengan predikatnya sebagai pahlawan tanpa tanda jasa
sudahkah pemerintah memperhatikan kesejahterahan guru di Indonesia? bagaimanakah dengan nasib guru honorer di
negeri ini? Yang setiap hari mengucurkan keringat untuk membuat siswanya
menjadi pintar, menjadi orang yang berguna untuk negeri ini kelak. Apakah
mereka sudah merasakan kesejahterahan? Ini juga perlu mendapatkan perhatian
khusus bagi pemerintah. Jangan sampai pahlawan di negeri ini dilupakan segala
jasa-jasanya. Seperti lagu himne guru, guru adalah pelita dalam kegelapan, guru
laksana embun penyejug dalam kehausan, guru sebagai patriot pahlawan bangsa
tanpa tanda jasa. Selamat hari guru untuk guruku dan untuk semua guru di negeri
ini. Namamu akan selalu hidup dalam sanubariku.
No comments:
Post a Comment