Homsa
Diyah Rohana
Sejak digulirkannya kurikulum baru di sistem pendidikan
Indonesia, yaitu kurikulum 2013 ini, ternyata banyak menuai protes dari banyak
kalangan. Kurikulum peninggalan Muhammad Nuh ini dinilai terlalu tiba-tiba.
Banyak guru yang mengeluh akan perubahan kurikulum ini. Seperti satu contohya,
pendapat guru honorer mengenai kurikulum ini mengatakan bahwa kurikulum ini
belum sangat matang untuk bisa diimplementasikan, kemudian mengatakan bahwa
kurikulum 2013 ini terlalu ambigu. Misalkan saja, seperti peredaran buku guru
dan buku siswa yang ternyata belum merata. Selain itu, juga konten pembelajaran
dari kurikulum 2013 ini sangat ekstrim. Seperti pembelajaran yang dulunya untuk
kelas 4 sudah diajarakan dikelas 3, dst. Dan masih banyak lagi ketidaksiapan
lainnya.
Pada pemerintahan baru ini, pemerintahan Jokowi dan Jusuf
Kalla. menteri pendidikan sudah tidak lagi Mendikbud melainkan menjadi
Mendasmen, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, pendidikan tinggi sudah tidak
lagi diikutsertakan dalam satu kementrian. Pada Kabinet Kerja pemerintahan
Jokowi ini, Mendasmen di pegang oleh Anies Baswedan. Melihat banyaknya
kontroversi akan kurikulum 2013, maka menteri pendidikan baru ini berencana
akan menunda penggunaan kurikulum 2013. Telah dicanangkan bahwa kurikulum ini
akan di“kandangkan” terlebih dahulu. Sekolah-sekolah dianjurkan kembali untuk
menggunakan kurikulum yang lama yaitu Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Ternyata isu ini banyak tanggapan positif dari khalayak. Banyak pihak yang
setuju akan isu ini. Mereka terlalu belum siap akan adanya kurikulum baru,
kuriulum 2013.
Menanggapi isu akan ditundanya kurikulum 2013, hal ini
tidak sebaiknya dilakukan pada waktu ketika sudah mendekati ujian akhir smester
seperti ini. Justru hal ini akan menambah kegelisahan bagi peserta didik.
Seolah kurikulum dalam Sistem Pendidikan di Indonesia seolah-olah seperti untuk
ajang coba-coba saja. Mungkin penundaan kurikulum ini memilih waktu yang tepat
yaitu setelah akhir tahun. Harapan akan pendidikan Indonesia yang maju sangat
dinanti-nantikan oleh banyak kaum. Roda penggerak kemajuan tidak hanya ada
ditangan pemerintah, jadi wajib bagi kita semua peduli akan kemajuan pendidikan
Indonesia.
No comments:
Post a Comment