Homsa
Diyah Rohana
Banyak orangtua yang mengeluhkan anaknya sering membolos
sekolah, sering malas untuk pergi sekolah, susah untuk diajak belajar,dll.
Banyak faktor yang dapat menyebabkan hal tersebut terjadi. Indonesia telah lama
merasakan adanya pendidikan formal, bahkan sudah ada sejak jaman penjajahan.
Tetapi ternyata masih saja dinilai belum sesuai dengan tujuan bangsa.
Hal yang paling disenangi siswa ketika ada disekolah
adalah bel istirahat, bel pulang, dan jam kosong. Jika hal tersebut terjadi
mereka akan teriak kegirangan. Hal ini menggambarkan begitu tidak nyamannya
mereka disekolah dan ketika pembelajaran. Andai sistem pendidikan di Indonesia
tidak dibuat sentralisasi, andai pembelajarannya dibuat menyenangkan. Mungkin banysk
siswa akan betah selama disekolah.
Pemfokusan pembelajaran menururt saya menjadi penting.
Contohnya, kenapa tidak dari pendidikan dasar kita diajari saja “membuat” bukan
diajari “memahami” materi-materi saja. Coba dari dahulu kita diajari saja bagaimana
membuat handphone, bagaimana membuat pesawat, bagaimana membuat motor, bagaimana
berkebun yang baik. Hal ini akan memberikan imbas besar bagi indonesia, hal ini
akan membentuk kemandirian bagi indonesia. Tidak hanya sedekar ceramah, ulangan,
ujian dari guru yang diterima siswa. Jelaslah siswa merasa jenuh untuk sekolah.
Pakar pendidikan mengetahui bahwa setiap individu
mempunyai potensi yang berbeda-beda, tapi kenapa tetap saja mereka harus
mengejar target yang sama, yaitu nilai yang diinginkan. Jika saja siswa yang
gemar melukis, ada sekolah lukis saja. Siswa yang gemar menyanyi adanya sekolah
seni, dll. Maka mereka bersekolah, sekaligus mengmbangkan hobi mereka. Jika mereka
melakukan hal yang disenangi, tentu tidak akan menjadi beban untuk mereka.
Sistem pendidikan yang menyenangkan sangat menjadi impian
banyak orang, kalangan siswa tentunya. Namun merubah sistem tidak semudah mengembalikan
telapak tangan. Kita hanya bisa berdoa dan mendukung segala kebijakan yang
telah dibuat pemerintah dalam upaya memajukan pendidikan di Indonesia.
No comments:
Post a Comment