Friday, January 2, 2015

MOS! ahmad rifai

                                                                          MOS!
                                                                       ahmad rifai

Masa Orientasi Siswa (MOS), hari-hari pertama masuk sekolah biasanya para siswa baru dihadapkan dengan program ini di sekolah. Program ini biasanya ditujukan untuk mempersiapkan peserta didik dalam memasuki pendidikan. Materi umum yang disampaikan dalam MOS biasanya adalah pengenalan warga sekolah beserta visi dan misi lembaga, pengenalan lingkungan dan budaya sekolah, pembinaan tata krama (akhlak mulia), dan penyampaian wawasan kebangsaan. Tujuan dan materi-materi yang disampaikan didalam kegiatan MOS menunjukkan bahwa program ini tetap dipandang penting. Selain berfungsi sebagai tahap awal interaksi dan perkenalan antarsiswa baru, program ini juga bermanfaat untuk mengondisikan mereka sejak awal. Artinya, melalui program MOS siswa baru akan mengalami transfer pengetahuan dan nilai-nilai yang dikembangkan di sekolah. Oleh sebab itu, penyelenggaraannya harus dilakukan sebaik mungkin dengan menjauhkan sifat-sifat perploncoan, antikekerasan, antidemokrasi, serta tindakan lainnya yang tidak mendidik. Tapi sayangnya, masa orientasi yang semestinya menjadi tonggak bagi keberlangsungan belajar bagi siswa baru tersebut sering tercederai dengan berbagai bentuk tindak kekerasan. Kementerian Pendidikan Nasional telah  dengan tegas  melarang segala bentuk kekerasan pada  kegiatan MOS. Namun, kekerasan tersebut  masih saja  terjadi. Hampir setiap tahun dapat dipastikan di sejumlah media, baik cetak maupun elektronik, menyajikan liputan berbagai bentuk kekerasan di sekolah.

Ragam dan bentuk kekerasan tersebut dilakukan oleh peserta didik senior kepada juniornya. Banyak orang yang beranggapan bahwa  kekerasan ini  dilakukan  dalam bentuk perilaku, seperti pemukulan atau hukuman fisik. Padahal, kekerasan yang umum terjadi tidak hanya dalam bentuk perilaku, tetapi juga dalam konteks atau struktur. Kekerasan sebagai konteks atau struktur  adalah suatu  tindak  kekerasan  yang  terjadi berdasarkan sistem.  Dalam  banyak kasus, kekerasan seperti ini mengakibatkan penderitaan terhadap orang lain, khususnya peserta didik baru. Sekalipun bentuknya kurang nyata, kekerasan konteks dan struktur semacam  ini dapat mengganggu dan merusak orientasi siswa baru. Mereka yang dari awal telah mempersiapkan diri untuk mengikuti pendidikan, disebabkan bentuk kekerasan yang tersistem ini kemudian mengubah mereka menjadi brutal. Kebrutalan peserta didik baru ini dapat lahir karena intimidasi yang dilakukan oleh para seniornya pada saat MOS. Akibatnya, di dalam diri peserta didik baru akan muncul perasaan galau, kebencian, ketakutan, dan ketidakpercayaan terhadap para seniornya. Berbagai tindak kekerasan, serta perilaku negatif lain yang terjadi di sekolah disebabkan karena minimnya pendidikan karakter.



No comments:

Post a Comment