Ade Romadoni
Orang
tua seringkali mengikutkan anak kita berbagai macam les tambahan di luar
sekolah seperti les matematika, les bahasa inggris, les fisika dan lain-lain.
Saya yakin hal ini kita dilakukan untuk mendukung anak agar tidak tertinggal
atau menjadi yang unggul di sekolah. Bahkan, terkadang ide awal mengikuti les
tersebut tidak datang dari si anak, namun datang dari kita sebagai orang tua.
Benar tidak? Memang, saat ini kita menganggap tidak cukup jika anak kita hanya
belajar di sekolah saja, sehingga kita mengikutkan anak kita bermacam-macam
les. Kita ingin anak kita pintar berhitung, kita ingin anak kita mahir
berbahasa inggris, kita juga ingin anak kita jago fisika dan lain sebagainya.
Dengan begitu, anak memiliki kemampuan kognitif yang baik.
Ini
bukan lain karena, pendidikan yang diterapkan di sekolah-sekolah juga menuntut
untuk memaksimalkan kecakapan dan kemampuan kognisi. Dengan pemahaman seperti
itu, sebenarnya ada hal lain dari anak yang tak kalah penting yang tanpa kita
sadari telah terabaikan. Apa itu? Yaitu memberikan pendidikan karakter pada
anak didik. Saya mengatakan hal ini bukan berarti pendidikan kognitif tidak
penting, bukan seperti itu. Maksud saya, pendidikan karakter penting artinya
sebagai penyeimbang kecakapan kognitif. Beberapa kenyataan yang sering kita
jumpai bersama, seorang pengusaha kaya raya justru tidak dermawan, seorang
politikus malah tidak peduli pada tetangganya yang kelaparan, atau seorang guru
justru tidak prihatin melihat anak-anak jalanan yang tidak mendapatkan
kesempatan belajar di sekolah. Itu adalah bukti tidak adanya keseimbangan
antara pendidikan kognitif dan pendidikan karakter.
Ada
sebuah kata bijak mengatakan, ilmu tanpa agama buta, dan agama tanpa ilmu
adalah lumpuh. Sama juga artinya bahwa pendidikan kognitif tanpa pendidikan
karakter adalah buta. Hasilnya, karena buta tidak bisa berjalan, berjalan pun
dengan asal nabrak. Kalaupun berjalan dengan menggunakan tongkat tetap akan
berjalan dengan lambat. Sebaliknya, pengetahuan karakter tanpa pengetahuan
kognitif, maka akan lumpuh sehingga mudah disetir, dimanfaatkan dan
dikendalikan orang lain. Untuk itu, penting artinya untuk tidak mengabaikan
pendidikan karakter anak didik
No comments:
Post a Comment