Thursday, January 1, 2015

Sekolah Gratis kok Masih Banyak yang Putus Sekolah?

@ilhamxfarid

          Pemerintah Indonesia telah membebaskan biaya sekolah untuk Sekolah Dasar dan Sekolah Menengah Pertama. Program pemerintah ini sering disebut sebagai wajib belajar 9 tahun. Jadi masyarakat tidak lagi harus memikirkan biaya bulanan untuk sekolah bagi anak-anaknya karena semuanya telah ditanggung oleh pemerintah. Baru-baru ini juga muncul wacana kedepannya Sekolah Menengah Atas juga dibebaskan biaya bulanan atau SPPnya.
            Sekolah sudah gratis tapi kenyataanya masih saja banyak anak yang putus sekolah. Rata-rata anak yang putus sekolah ini berasal dari keluarga yang mempunyai kemampuan rendah. Kemampuan rendah dalam hal ini tidak melulu dalam hal materi tetapi juga imateri, seperti pola pikir yang masih rendah dari masyarakat tersebut. Mereka berpikiran bahwa buat apa anak laki-laki sekolah tinggi-tinggi kalau akhirnya jadi pemulung juga, pengemis juga, dan lain sebagainya, begitu pula bagi anak perempuan yang akhirnya juga mengurusi sumur, dapur, dan kasur. Mereka beranggapan bahwa baca, tulis. dan hitung saja sudah cukup.
            Peran pemerintah dalam mensosialisasikan hal ini sangat diperlukan. Karena jangan saja mempunyai program yang baik namun dalam pengimplementasiannya tidak baik. Peran pemerintah dalam merubah pola pikir masyarakat yang seperti ini sangat diperlukan. Bisa saja pemerintah menetapkan suatu peraturan untuk menekan angka putus sekolah di tiap daerah dengan cara memberikan penghargaan khusus bagi daerah yang memiliki angka putus terendah dan sanksi bagi yang memiliki angka putus tertinggi. Reward dan achievement ini bisa saja merubah pola pikir masyarakat tentang pendidikan itu sendiri.
            Karena tak jarang pula anak-anak yang memiliki kemampuan luar biasa lahir dari lingkungan seperti itu. Jadi pemerintah tidak harus menutup diri dari masyarakat yang mempunyai kemampuan rendah tersebut. Siapa tahu pula presiden atau orang penting di Indonesia untuk masa yang akan datang lahir dan besar dari lingkungan seperti itu. Wallahua’lam bis sawab.

No comments:

Post a Comment