Thursday, January 1, 2015

System Pendidikan di Indonesia VS System Pendidikan Jepang

Alimi

Pendidikan di Indonesia adalah pendidikan yang menganut dalam system berjenjang. Dari mulai sekolah dasar, menengah sampai pada perguruan tinggi. Dengan system ini diharapkan setiap peserta didik mampu memperoleh pengetahuan atau ilmu susuai dengan batasan umur dan kemampauan mereka secara akademis. Di Indonesia ada beberapa jalur pendidikan seperti: jalur formal,non formal dan informal.
     Jalur pendidikan formal merupakan jalur pendidikan yang dilalui oleh peserta didik secara sadar dan terorganisasi sedemikian rupa menurut jenjangnya. Jenjang yang dimaksud adalah sebagai berikut: Jenjang pedidikan dasar, Jenjang pendidikan menengah, Jenjang pendidikan tinggi. Sedangkan Pendidikan Nonformal meliputi: Pendidikan anak usia dini, yang meliputi,, Pendidikan kedinasan, Pendidikan keagamaan, Pendidikan jarak jauh dan Pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus.
     Jika kita bandingkan sisitem di Indonesia dengan di Jepang maka hasilnya akan jauh berbeda, dari mulai tata kelolanya sampai pada perilaku siswa secara personal. Sistem pendidikan di Jepang dibangun atas empat tingkat, yaitu: pusat, perfektual (antara Provinsi dan Kabupaten), municipal (antara Kabupaten dan Kecamatan), dan sekolah. Sistem administrasi tersebut menerapkan kombinasi antara sentralisasi, desentralisasi, Manajemen Berbasis Sekolah (School Based Management), dan partisipasi masyarakat. Di samping itu, terdapat asosiasi-asosiasi kepala sekolah, guru, murid, dan orang tua yang mendukung pengembangan sekolah. Dalam sistem tersebut terdapat peran dan hubungan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, sekolah, asosiasi-asosiasi tersebut, dan masyarakat yang saling mengisi sehingga tercipta sinergi yang memungkinkan sistem tersebut menjadi relatif efisien dan efektif. Hal ini merupakan faktor utama pencapaian mutu pendidikan di Jepang yang relatif tinggi.

Beberapa system yang di anut di Jepang:
A.    Pendidikan Prasekolah
     Pendidikan prasekolah dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu Kelompok Bermain (KB) atau Play Group (PG) dan Taman Kanak-Kanak (TK).
B.     Pendidikan Wajib
      Hampir semua siswa di Jepang belajar bahasa Inggris sejak tahun pertama SMP, dan kebanyakan mempelajarinya paling tidak selama 6 tahun. Mata pelajaran wajib di SMP adalah bahasa Jepang, ilmu-ilmu sosial, matematika, sains, musik, seni rupa, pendidikan jasmani, dan pendidikan kesejahteraan keluarga. Berbagai mata pelajaran tersebut diberikan pada waktu yang berlainan setiap hari selama seminggu sehingga jarang ada jadwal pelajaran yang sama pada hari yang berbeda.
C.     Pendidikan Menengah
    Ada tiga jenis SMA, yaitu: full time, part time (terutama malam hari), dan tertulis. Sekolah menengah yang  full time berlangsung selama 3 tahun, sedangkan kedua jenis sekolah lainnya menghasilkan diploma yang setara. Bagian terbesar siswa mendapat pendidikan menengah atas di SMA full time. Jurusan di SMA dapat dikategorikan ke dalam beberapa jenis berdasarkan pola kurikulum, yaitu jurusan umum (akademis), pertanian, teknik, perdagangan, perikanan, home economic, dan perawatan. Untuk masuk ke salah satu jenis sekolah tersebut, siswa harus mengikuti ujian masuk dan membawa surat referensi dari SMP tempat ia lulus sebelumnya.
D.    Pendidikan Tinggi
     Pendidikan tinggi di Jepang berada di bawah pengelolaan tiga lembaga, yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah, dan pihak swasta. Ada lima jenis pendidikan tinggi yang bisa dipilih mahasiswa asing di negara Jepang ini, yaitu: program sarjana, pascasarjana, diploma (non gelar), akademi, dan sekolah kejuruan. Program sarjana menerima tiga macam mahasiswa, yaitu: mahasiswa reguler, mahasiswa pendengar, dan mahasiswa pengumpul kredit. Mahasiswa reguler adalah mereka yang belajar selama 4 tahun, kecuali jurusan kedokteran yang harus menempuh 6 tahun. Mahasiswa pendengar adalah mahasiswa yang diijinkan mengambil mata kuliah tertentu dengan syarat dan jumlah kredit yang berbeda di setiap universitas tetapi kredit itu tidak diakui. Adapun mahasiswa pengumpul kredit hampir sama dengan mahasiswa pendengar, tetapi kreditnya diakui.

Jadi Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Indonesia memiliki daya saing yang rendah dan masih menurut survei dari lembaga yang sama di Indonesia hanya nerpredikat sebagai follower, bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.
Yang kita rasaskan sekarang adalah adanya ketertinggalan dalam mutu pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal. Pendidikan memang telah menjadi menopang dalam meningkatkan sumber daya manusia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu kita seharusnya dapat meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan sumber daya manusia di negara-negara lain. Telah kita amati, nampak jelas bahwa masalah yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah rendahnya mutu pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal.

No comments:

Post a Comment