Alimi
Pendidikan di Indonesia adalah pendidikan yang
menganut dalam system berjenjang. Dari mulai sekolah dasar, menengah sampai
pada perguruan tinggi. Dengan system ini diharapkan setiap peserta didik mampu
memperoleh pengetahuan atau ilmu susuai dengan batasan umur dan kemampauan
mereka secara akademis. Di Indonesia ada beberapa jalur pendidikan seperti:
jalur formal,non formal dan informal.
Jalur
pendidikan formal merupakan jalur pendidikan yang dilalui oleh peserta didik
secara sadar dan terorganisasi sedemikian rupa menurut jenjangnya. Jenjang yang
dimaksud adalah sebagai berikut: Jenjang pedidikan dasar, Jenjang pendidikan
menengah, Jenjang pendidikan tinggi. Sedangkan Pendidikan Nonformal meliputi: Pendidikan
anak usia dini, yang meliputi,, Pendidikan kedinasan, Pendidikan keagamaan,
Pendidikan jarak jauh dan Pendidikan khusus dan pendidikan layanan khusus.
Jika kita bandingkan sisitem di Indonesia
dengan di Jepang maka hasilnya akan jauh berbeda, dari mulai tata kelolanya
sampai pada perilaku siswa secara personal. Sistem pendidikan di Jepang dibangun
atas empat tingkat, yaitu: pusat, perfektual (antara Provinsi dan Kabupaten),
municipal (antara Kabupaten dan Kecamatan), dan sekolah. Sistem administrasi
tersebut menerapkan kombinasi antara sentralisasi, desentralisasi, Manajemen
Berbasis Sekolah (School Based Management), dan partisipasi masyarakat. Di
samping itu, terdapat asosiasi-asosiasi kepala sekolah, guru, murid, dan orang
tua yang mendukung pengembangan sekolah. Dalam sistem tersebut terdapat peran
dan hubungan antara pemerintah pusat, pemerintah daerah, sekolah,
asosiasi-asosiasi tersebut, dan masyarakat yang saling mengisi sehingga
tercipta sinergi yang memungkinkan sistem tersebut menjadi relatif efisien dan
efektif. Hal ini merupakan faktor utama pencapaian mutu pendidikan di Jepang
yang relatif tinggi.
Beberapa system yang di anut di Jepang:
A. Pendidikan Prasekolah
Pendidikan prasekolah dibedakan
menjadi dua bentuk, yaitu Kelompok Bermain (KB) atau Play Group (PG) dan Taman
Kanak-Kanak (TK).
B. Pendidikan Wajib
Hampir semua siswa di Jepang belajar
bahasa Inggris sejak tahun pertama SMP, dan kebanyakan mempelajarinya paling
tidak selama 6 tahun. Mata pelajaran wajib di SMP adalah bahasa Jepang,
ilmu-ilmu sosial, matematika, sains, musik, seni rupa, pendidikan jasmani, dan
pendidikan kesejahteraan keluarga. Berbagai mata pelajaran tersebut diberikan
pada waktu yang berlainan setiap hari selama seminggu sehingga jarang ada
jadwal pelajaran yang sama pada hari yang berbeda.
C.
Pendidikan Menengah
Ada tiga jenis SMA, yaitu: full
time, part time (terutama malam hari), dan tertulis. Sekolah menengah
yang full time berlangsung selama 3 tahun, sedangkan kedua jenis
sekolah lainnya menghasilkan diploma yang setara. Bagian terbesar siswa
mendapat pendidikan menengah atas di SMA full time. Jurusan di SMA dapat
dikategorikan ke dalam beberapa jenis berdasarkan pola kurikulum, yaitu jurusan
umum (akademis), pertanian, teknik, perdagangan, perikanan, home economic, dan
perawatan. Untuk masuk ke salah satu jenis sekolah tersebut, siswa harus
mengikuti ujian masuk dan membawa surat referensi dari SMP tempat ia lulus
sebelumnya.
D. Pendidikan Tinggi
Pendidikan tinggi di Jepang berada
di bawah pengelolaan tiga lembaga, yaitu pemerintah pusat, pemerintah daerah,
dan pihak swasta. Ada lima jenis pendidikan tinggi yang bisa dipilih mahasiswa
asing di negara Jepang ini, yaitu: program sarjana, pascasarjana, diploma (non
gelar), akademi, dan sekolah kejuruan. Program sarjana menerima tiga macam
mahasiswa, yaitu: mahasiswa reguler, mahasiswa pendengar, dan mahasiswa
pengumpul kredit. Mahasiswa reguler adalah mereka yang belajar selama 4 tahun,
kecuali jurusan kedokteran yang harus menempuh 6 tahun. Mahasiswa pendengar
adalah mahasiswa yang diijinkan mengambil mata kuliah tertentu dengan syarat
dan jumlah kredit yang berbeda di setiap universitas tetapi kredit itu tidak
diakui. Adapun mahasiswa pengumpul kredit hampir sama dengan mahasiswa
pendengar, tetapi kreditnya diakui.
Jadi Kualitas pendidikan di Indonesia saat ini sangat memprihatinkan. Ini dibuktikan bahwa indeks pengembangan manusia Indonesia makin menurun. Kualitas pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Indonesia memiliki daya saing yang rendah dan masih menurut survei dari lembaga yang sama di Indonesia hanya nerpredikat sebagai follower, bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia.
Yang kita rasaskan sekarang adalah
adanya ketertinggalan dalam mutu pendidikan, baik pendidikan formal maupun
informal. Pendidikan memang telah menjadi menopang dalam meningkatkan sumber
daya manusia untuk pembangunan bangsa. Oleh karena itu kita seharusnya dapat
meningkatkan sumber daya manusia Indonesia yang tidak kalah bersaing dengan
sumber daya manusia di negara-negara lain. Telah kita amati, nampak jelas bahwa
masalah yang serius dalam peningkatan mutu pendidikan di Indonesia adalah
rendahnya mutu pendidikan, baik pendidikan formal maupun informal.
No comments:
Post a Comment