Homsa Diyah Rohana
Korea selatan
atau yang sering dikenal dengan negeri ginseng, masuk dalam daftar tebaik dunia mengenai sistem pendidikannya.
Negeri dengan banyak bintang hallyu
tersebut kian mengalami perkembangan, terutama dalam sektor perekonomian yang
meningkat hingga beberapa persen. Tentu perkembangan tersebut tidak lepas
kaitannya dengan pendidikan yang dijalankan di sana.
Ketika
akhir-akhir ini banyak orang menyebut sistem pendidikan terbaik adalah negara
Finlandia, namun ternyata saat ini Korea
Selatan berhasil menyamai predikatnya dengan Finlandia. Predikat ini
merujuk pada Indeks The Learning Curve yang dikeluarkan oleh firma pendidikan
Pearson. Dari 39 negara yang di survei,
Korsel menempati teratas (enciety.co). Selain itu, dalam survei
yang digelar oleh Programme for
Internatioal Student Assesment (PISA) juga mengabarkan bahwa siswa Korea Selatan
secara konsisten menunjukan prestasi yang menakjubkan dalam hal membaca,
matematika dan sains diantara negara lainnya (english.chosun.com).
Sebesar
64% penduduk Korea Selatan yang berusia 25 sampai 34 tahun telah memiliki
kualifikasi sarjana ( OECD.id
23/10/13). Keadaan ini sangat jauh berbeda dengan Indonesia yang malah
kebanyakan penduduknya tidak memiliki kualifikasi akademik yang telah
ditetapkan pemerintah Indonesia. Bahkan anggaran untuk pendidikan yang
dialokasikan pemerintah masih lebih besar dari Indonesia, yakni hanya 15,77 %
dari APBN (eniciety.go). Padahal jika
kita bandingkan dengan Finlandia yang jauh lebih dulu menyandang predikat
negara dengan sistem pendidikan terbaik, Korea Selatan sangat jauh berbeda. Untuk sistem pendidikannya sendiri,
tidaklah menerapkan adanya humanisation,
jika di Indonesia Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) berakhir kurang lebih pukul
13.00, di Korea Selatan pukul 22.00 barulah berakhir. Bayangkan saja seberapa
besar tekanan yang dihadapi peserta didik disana. Hal ini rela mereka lakukan
karena pola pikir masyarakat disana yang apabila memiliki kualifikasi
pendidikan paling tinggi akan mendapat penghormatan lebih di masyarakat, selain
itu juga jika kualifikasi pendidikan tidak berada di rata-rata yang didapatkan
adalah hanya ejekan serta tidak mendapatkannya kemudahan bekerja (asiasociety.org)
Secara
keseluruhan Sistem Pendidikan di Korea
Selatan tidaklah jauh berbeda dengan Indonesia, hanya perbedaannya terletak
pada penekanan pada lama jam pembelajarannya. Tentu hal ini tidak bisa
diterapakn di Indonesia, karena Indonesia yang masih menjunjung tinggi humanisation. Pada intinya, setiap negara
memiliki karakter sendiri-sendiri, memiliki budaya sendiri-sendiri, serta
pemikiran masyarakatnya senidiri juga berbeda antara negara satu dengan negara
yang lain. Oleh karena itu, sistem pendidikan yang digunakan pun berbeda antara
negara yang satu dengan yang lain. Sehingga sistem pendidikan di suatu negara
bisa berhasil dan menjadi terbaik, namun ketika sistem pendidikan itu di
terapkan di lain negara belum tentu hasilnya akan sama baiknya dan sama
berhasilnya dengan negara asal yang menggunakannya. Langkah kecil yang harus
kita lakukan adalah ada pada setiap diri atau pada setiap individunya untuk
menumbuhkan rasa peduli pendidikan, kemauan untuk belajar, serta keterlibatan
setiap komponen yang ada dalam sistem pendidikan yang ada.
No comments:
Post a Comment