Muhammad Imam Bustanul Arifin
Banyak sekali terdapat antara
pro dan kontra mengenai penerapan kurikulum
2013. Beberapa pihak mengatakan bahwa kurikulum
KTSP lebih baik bila dibandingkan dengan kurikulum
2013. Berikut ini adalah alasan mengapa pemerintah mengganti kurikulum
KTSP dengan kurikulum 2013
1.
Konten kurikulum masih terlalu padat yang ditunjukkan dengan banyaknya yang keluasan dan tingkat kesukarannya melampaui tingkat perkembangan usia anak.
2.
Kurikulum belum sepenuhnya berbasis kompetensi sesuai dengan tuntutan fungsi dan tujuan pendidikan nasional.
3.
Kompetensi belum menggambarkan secara holistik domain sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
4.
Beberapa kompetensi yang dibutuhkan sesuai dengan perkembangan kebutuhan
(misalnya pendidikan karakter, metodologi pembelajaran aktif, keseimbangan soft skills danhard
skills, kewirausahaan) belum terakomodasi
di dalam kurikulum.
5.
Kurikulum belum peka dan tanggap terhadap perubahan sosial yang terjadi pada tingkat lokal, nasional, maupun global.
6.
Standar proses pembelajaran belum menggambarkan urutan pembelajaran yang rinci sehingga membuka peluang penafsiran yang beranekaragam dan berujung pada pembelajaran yang berpusat pada
guru.
7.
Standar penilaian belum mengarahkan pada penilaian berbasis kompetensi (proses danhasil) dan belum secara tegas menuntut adanya remediasi secara berkala.
8.
Dengan KTSP memerlukan dokumen kurikulum yang lebih rinci
agar tidak menimbulkan multi tafsir.
Sementara dalam kurikulum 2013 terdapat empat perubahan utama, yaitu standar kompetensi lulusan, satandar proses, standar isi dan standar evaluasi. Dalam standar kompetensi lulusan (SKL) kurikulum 2013
diharapkan Adanya peningkatan dan keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan dari peserta didik. Sementara dalam kedudukan mata pelajaran Kompetensi yang semula diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran dikembangkan dari kompetensi. Semantara dalam pendekatan yang digunakan pada anak SD adalah tematik integrative, pada jenjang SMP dan SMA menggunakan pendekatan mata pelajaran, sedangkan pada
SMK menggunakan pendekatan vokasional.
No comments:
Post a Comment