Ade Romadoni
Pertanyaan
pertama yang kemudian muncul adalah pendekatan pembelajaran apakah yang ada
dikelasmu? Berpusat pada guru (teacher-centered)? Ataukah berpusat pada siswa
(student-centered)? Sebenarnya itu tidak masalah apakah pendekatan pembelajaran
yang dilakukan oleh guru berpusat pada siswa ataukah berpusat pada guru. Maksudnya,
ini tergantung materi apa yang sedang guru ajarkan kepada anda. Karakteristik
konten (materi ajar) sangat berpengaruh pada penggunaan metode atau model
pembelajaran yang digunakan. Nah, kemudian hal apa yang merubah paradigma yang
ada sekarang ini yang tadinya hanya ada paradigma teacher-centered tapi kemudian muncul paradigma baru yaitu student-centered.
Pengaruh
teori pembelajaran kognitif yang cukup luas, penelitian-penelitian yang
mengkaji pemikiran para pakar, dan kritik-kritik terhadap pembelajaran yang
terlalu berpusat pada guru pada akhirnya melahirkan upaya-upaya untuk menekankan
peran siswa dalam pembelajaran. Penekanan ini mengharuskan guru untuk merancang
aktivitas-aktivitas pembelajaran di mana siswa memiliki tanggungjawab yang
lebih besar terhadap pembelajaran mereka sendiri dan berinterksi dengan yang
lain selama mempelajari konten baru. Ilmu pengetahuan dan teknologi (termasuk
teknologi informasi) telah dan terus berkembang dengan pesatnya. Namun demikian masih terdapat
kelambanan dalam penyesuaian terhadap perkembangan tadi, yaitu perubahan proses
pembelajaran. Metode pembelajaran “I
lecture, you listen” masih mewarnai pendidikan di semua jenjang pendidikan.
Guru hanya dianggap sebagai satu-satunya sumber informasi, sementara itu para siswa
hanya duduk mendengarkan ceramahnya, kemudian akan menimbulakan para siswa
menunjukkan sikap apatis dan tidak tertarik terhadap proses pembelajaran. Lebih
dari itu, kemampuan konseptualisasi sebagian besar siswa bersifat terbatas
karena mereka belajar dalam struktur dan pengarahan yang kaku.
Pada
hakekatnya para siswa adalah sekelompok manusia yang beranjak dewasa dengan
berbagai macam perubahan fisik, sosial dan psikologik. Dalam konteks pembelajaran
berpusat pada siswa, “spoon- feeding”
untuk para siswa tidak lagi sesuai karena membuat proses pembelajaran lamban
dan siswa tidak memiliki peluang untuk memilih menu yang sesuai. Kelambanan
proses pembelajaran yang terjadi di dalam paradigma Student-centered akan menyebabkan peserta didik selalu tertinggal
di belakang, tidak dapat segera menyesuaikan diri dengan kemajuan zaman. Untuk
mengatasi kelambanan dan ketertinggalan tadi maka proses pembelajaran perlu
diubah, dari one-way traffic menjadi two-way traffic dan interaktif. Dengan
pembelajaran interaktif para siswa diajak bersama-sama secara aktif untuk
mencari, menemukan, mengolah, membangun dan memaknai ilmu pengetahuan yang diminatinya.
Itu lah mengapa student-centered
muncul sebagai paradigma baru dalam sistem pendidikan yang ada pada saat ini.
No comments:
Post a Comment