Muafid Ardiansyah
Banyak diantara kita pasti belum tahu jika sampai
saat ini, dalam pendidikan kita banyak yang masih menggunakan kurikulum
tradisional. Sebenarnya tidak salah,
namun jika kita melihat konteks untuk dunia yang seperti saat ini sudah tidak
relevan. Mungkin sebagian besar dari kita, banyak yang merasakan bagaimana
kurikulum tradisional itu, terlebih saat kita masih SD, SMP, maupun SMA. Namun,
saat ini juga sudah banyak sekolah yang menggunakan kurikulum modern atau
progresif. Oleh karena itu, pada kesempatan kali ini kita akan membahas
mengenai kurikulum tradisional dan kurikulum progresif.
Pada kurikulum tradisional, orientasi utamanya
adalah pada mata pelajaran, atau istilah kerennya subject matter. Mata pelajaran ini, seperti yang kita tahu sangat
banyak, seperti IPA yang terpecah lagi menjadi biologi, fisika, dan kimia.
Kemudian, ada IPS, yang juga dipisah menjadi ekonomi, sosiologi, sejarah. Pada
kurikulum tradisional ilmu yang didapat, hanya sebatas untuk diketahui, belum
untuk dimanfaatkan secara nyata. Berbeda dengan urikulum progresif, ilmu yang
didapatkan lebih nyata manfaatnya, karena digunakan secara nyata, digunakan
untuk memecahkan permasalahan yang ada. Selain itu, orientasi pada kurikulum
tradisional lebih ke student centered.
Seperti yang dijelaskan diatas juga, dalam kurikulum
tradisional, peran guru begitu besar bahkan bisa dikatakan, jika guru
memonopoli kelas, guru yang paling berkuasa di kelas. Apapun yang terjadi
dikelas, baik penyampaian materi, semuanya menjadi urusan guru. Berbeda dengan
kurikulum progresif, yang lebih menekankan pada murid, jadi guru tidak
semata-mata menguasai kelas. Murid lebih dimanusiakan, tidak hanya datang,
duduk mendengarkan materi.
Dalam kurikulum tradisional, seperti pengarahan,
pengawasan, kontrol, dan disiplin yang ketat sangat diperlukan. Kurikulum
tradisional menyamaratakan semua siswa. Siswa dianggap sama dalam menangkap
materi yang diberikan oleh guru dan juga semua siswa diberikan materi yang
sama. Namun, dalam kurikulum progesif, lebih memanusiakan siswa. Sifat dari
manusia sendiri, yaitu unik, berbeda antara satu dengan yang lain. Oleh karena
itu, dalam kurikulum progesif siswa lebih diberikan kebebasan untuk menentukan
apa yang akan dipelajari, yang sesuai dengan minat dan keinginannya.
Mungkin hanya itu yang kita bahas untuk saat ini,
sebenarnya masih banya perbedaan antara kurikulum tradisional dengan kurikulum
progresif. Nantikan kelanjutannya ya J
tradisional kok ke student center....??
ReplyDelete