Ferlina Khoirun Nisa
Halooo gaaaaan, saya datang lagi dengan artikel baru ya tentunya. Walaupun agak telat tapi jangan bosen membaca artikel saya yaaaa. Oke langsung aja, dalam pembahasan kali ini saya akan membahas tentang fenomena sekolah alam. Saya mencoba menelaah fenomena kemunculan sekolah alam sebagai suatu antitesis yang muncul karena ada ‘ketidakberesan’ dalam sistem pendidikan yang terwujud dalam bentuk sekolah-sekolah konvensional. Dalam arti bahwa adanya sekolah ala mini muncul karena adanya sebuah kesan buruk yang ada di sekolah-sekolah konvensional.
Jika kita melihat dari latar belakang sekolah alam yang ada, saya mencoba melihat bahwa kemunculan Sekolah Alam sebagai lembaga pendidikan alternatif adalah adanya kondisi yang kurang manusiawi akibat penindasan yang sudah membudaya di sekolah-sekolah konvensional. Seperti dalam halnya sekolah konvensional yang terkesan menindas siswanya seperti tes ujian ahir yang mengharuskan siswa menjawab semua jawaban sesuai dan persis dengan jawaban yang sudah dipersiapkan oleh pihak pembuat soal. Hal ini bisa dibilang sebagai sarana penindas mental siswa. Maka dari itu kesan pertama yang dimunculkan oleh siswa-siswa sma setelah lulus adalah dengan coret-coret. Kesan ini dilakukan oleh mereka karena seperti perayaan mereka keluar dari penjara, jadi seakan-akan hal ini adalah luapan kegembiraan siswa-siswa karena lepas dari penindasan pendidikan yang telah mereka lalui.
Karena sekolah konvensional memiliki kesan yang seperti penjara, maka muncullah ide-ide untuk adanya pendirian sekolah yang memberikan kesan menyenangkan bagi siswanya. Sekolah Alam muncul sebagai bentuk perkembangan kesadaran sehingga mampu mencapai apa yang disebut sebagai kesadaran kritis dimana salah satu cirinya ditandai dengan menciptakan sebuah sistem baru yang berbeda dengan sistem yang lama. Ada kesadaran yang muncul bahwa ada yang harus dilakukan untuk mengubah sistem pendidikan yang berkesan menakutkan,
Poin yang perlu digarisbawahi adalah kesadaran kritis tidak akan cukup membebaskan apabila tidak disertai dengan pengorganisasian ke dalam bentuk nyata. Perubahan harus terjadi dari pemikiran dasar orang-orang bahwa sekolah itu untuk belajar dengan menyengkan, bukan malah menakutkan. Namun sekolah Alam tetaplah seperti sekolah konvensional. Dalam hal ini lahirnya sebuah sekolah formal yang bernama Sekolah Alam sebagai reaksi dari pendidikan nasional yang diwakili oleh sekolah konvensional.
No comments:
Post a Comment