M. Rosid Hidayat
Perubahan paradigma
dalam pranata pendidikan yang awalnya terpusat menjadi desentralisasi membawa
konsekuensi dalam pengelolaan pendidikan, khususnya ditingkat sekolah.
Kebijakan tersebut dapat dimaknai sebagai pemberian otonomi yang seluas-luasnya
kepada sekolah untuk mengelola sekolah, termasuk di dalamnya berinovasi dalam
pengembangan kurikulum dan model-model pembelajaran. Salah satunya yaitu
penggunaan E-learning sebagai penunjang pembelajaran di era modern.
Dalam hal ini pemerintah
dapat menjadi faktor pendukung dari segi kebijaksanaan antara lain mendorong
sekolah-sekolah untuk menerapkan dari mulai tingkat uji coba hingga tingkat
pemakaian secara penuh. Program-program kompetitif yang melibatkan para ahli
dapat direncanakan guna memperkaya materi-materi online yang berkualitas untuk
mengisi portal sistem e-learning.
Tak hanya itu, program
e-learning kini sudah masuk Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia tentang pendidikan jarak jauh. Disebutkan dalam peraturan
nomor 109 tahun 2013 pasal 1 bahwa pembelajaran elektronik (e-learning) masuk
ke pendidikan jarak jauh yang mana tujuannya untuk mempermudah peserta didik
dalam pembelajaran.
Secara sederhana
e-learning diartikan sebagai suatu proses pembelajaran yang memanfaatkan
teknologi informasi berupa komputer yang dilengkapi dengan sarana
telekomunikasi (internet, intranet, ekstranet) dan multimedia (grafis, audio,
video) sebagai media utama dalam penyampaian materi dan interaksi antara
pengajar (guru/dosen) dan pembelajar (siswa/mahasiswa). Model pembelajaran
berbasis e-learning mengakibatkan pada perubahan budaya belajar dalam kontek
pembelajarannya. Siswa dituntut secara mandiri untuk belajar dengan pembelajaran
secara online dan guru dituntut untuk mampu mengembangkan pengetahuan dan
ketrampilan, memfasilitasi dalam pembelajaran, memahami belajar dan hal-hal
yang dibutuhkan dalam pembelajaran.
Mengapa harus
e-learning? Dengan menggunakan sistem e-Learning, SDM yang terdapat dibeberapa
institusi terkenal, bisa dimanfaatkan secara bersama. Pada saat yang bersamaan,
akses untuk mendapatkan kesempatan belajar juga akan semakin besar, sehingga
tingkat partisipasi untuk bisa belajar, akan semakin tinggi. Hal ini akan
merangsang permintaan penyebaran infrastruktur TIK ke berbagai daerah lainnya,
yang pada akhirnya akan menghidupkan roda ekonomi daerah karena informasi semakin
mudah diakses.
No comments:
Post a Comment