M. Abdul Jabbar
Perkembangan teknologi dan gaya
hidup selalu memberikan permasalahan dalam dunia pendidikan. Contohnya di era
globaliasai sekarang, kehadiran gadget yang saling bermutualisme bersama media sosial yang sangat disukai para pelajar, hal itu membuat proses
belajar terhambat, perilaku siswa yang cenderung bersosmed ria tanpa
memperhatikan ruang dan waktu dirasa
cukup merugikan
untuk proses belajar mereka, apalagi dengan sosmed tersebut para pelajar lebih
mudah mengekspresikan gaya hidup glamour mereka yang di masa kini merupakan
salah satu syarat untuk dihargai.
Untuk poin
kedisiplinan, perkembangan gaya hidup merupakan hal yang paling berpengaruh,
gaya hidup yang dimaksud disini adalah style
rambut dan pakaian, sebagai pelajar tentunya ingin tampil menarik, gaul, dan trendi, serta cenderung mengabaikan
peraturan sekolah. Hal ini juga merupakan musuh besar pendidikan belakangan
ini, sekarang banyak dari pelajar yang mengatakan “Rambut dan sepatu tidak mengganggu
proses belajar”. Tentu saja pola fikir yang seperti ini sangat merugikan,
kebiasaan disiplin semakin ditinggalkan dan merasa lebih keren jika melanggar.
Peran guru dan BK sangat diperlukan untuk menyelesaikan atau meminimalisir terjadinya hal ini, tapi peran BK tentunya sangat susah mengubah perilaku pelajar seperti ini, BK seolah mendapatkan misi yang teramat sulit jika harus dirubah semuanya. Hal ini terjadi tidak lain dari rasa bangga jika melanggar peraturan. Di sini diperlukan orang tua untuk mendidik, minimal dengan cara membiasakan anak mereka berpola hidup sederhana dan selalu memprioritaskan masa depan.
Tetapi semua dorongan positif Guru, BK, dan Orangtua, tetap tergantung pada pelajar itu sendiri, dengan sikap selektif, dan menjauhkan diri dari arus gaya hidup yang hura-hura akan timbul sikap-sikap positf seperti hidup sederhana. Perkembangan globaliasasi sekarang hendaknya dicari unsur-unsur positifnya untuk mendukung perkembangan potensi siswa demi meraih masa depan yang sukses dan gemilang.
Peran guru dan BK sangat diperlukan untuk menyelesaikan atau meminimalisir terjadinya hal ini, tapi peran BK tentunya sangat susah mengubah perilaku pelajar seperti ini, BK seolah mendapatkan misi yang teramat sulit jika harus dirubah semuanya. Hal ini terjadi tidak lain dari rasa bangga jika melanggar peraturan. Di sini diperlukan orang tua untuk mendidik, minimal dengan cara membiasakan anak mereka berpola hidup sederhana dan selalu memprioritaskan masa depan.
Tetapi semua dorongan positif Guru, BK, dan Orangtua, tetap tergantung pada pelajar itu sendiri, dengan sikap selektif, dan menjauhkan diri dari arus gaya hidup yang hura-hura akan timbul sikap-sikap positf seperti hidup sederhana. Perkembangan globaliasasi sekarang hendaknya dicari unsur-unsur positifnya untuk mendukung perkembangan potensi siswa demi meraih masa depan yang sukses dan gemilang.
p
ReplyDelete