Muhammad Arwani
Kurikulum 2013 yang masih dalam masa-masa transisi pergantian kurikulum ini, pasti tidak lepas dari masalah masalah dan kendala-kendala dalam pelaksanaannya. Kurikulum 2013 yang menekankan pada pendekatan saintifik menuntut siswa untuk aktif dan interaktif dalam pembelajaran, sarat dengan berbagai kendala yang harus dihadapi baik oleh siswa guru maupun sekolah. Kendala kendala tersebut diantaranya adalah sekolah yang belom mampu untuk menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung untuk memenuhi tercapainya sebuah pembelajaran yang berdasarkan kurikulum baru tersebut.
Contohnya saja suwaktu siswa mencari sumber-sumber informasi melalui media internet yang dilakukan secara serentak atau bersama-sama satu kelas. Kemudian siswa mendiskusikan informasi yang diperoleh dari internet sebagai bahan belajar. Namun guru tidak bisa melakukan hal tersebut karena sekolah belum mempunyai jaringan internet. Bagaiman pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan baik kalau fasilitasnya pun belum mumpuni
Hal ini tentu harus menjadi perhatian pemerintah untuk di jadikan sebagai bahan pertimbangan serta evaluasi untuk mengeluarkan kebijakan-kebijakan selanjutnya. Dalam hal ini pemerintah melakukan generalisasi kebijakan pada saat penyusunan kurikulum 2013. Padahal kita tau bahwa insfratruktur yang ada pada masing-masing sekolah sangat berbeda. Ada yang sudah lengkap dan ada yang kurang bahkan tidak ada sama sekali.
Tak hanya itu, buku paket yang digadang-gadang dan katanya akan dibagikan hingga kini belum tersalurkan secara merata. Buku paket yang nantinya akan di tanggung oleh dana BOS akan diberikan secara Cuma-Cuma atau geratis pada setiap sekolah. Akan tetapi belum ada kepastian dan kejelasan akan pembagian buku paket tersebut.
No comments:
Post a Comment